Sumbawa Besar, SR (28/04)
Pelajar SMA Negeri 1 Sumbawa kembali menorehkan prestasi membanggakan. Kali ini dalam ajang Climate Smart Leader yang dilaksanakan Yayasan Pembangunan Berkelanjutan milik Prof Dr Emil Salim, I Made Mayudi Putra, berhasil meraih juara pertama tingkat nasional untuk kategori usia 15-18 tahun.
Keberhasilan siswa yang masih duduk di bangku kelas XI IPA 3, karena proposalnya tentang penelitian pemanfaatan limbah kertas sebagai media tanam (container) dengan tekhnik irigasi otomatis, menurut juri sangat luar biasa dan bermanfaat bagi kehidupan.
Made Mayudi yang ditemui menuturkan, proposal yang dikirimkannya sejak Desember 2013 lalu ternyata masuk finalis. Dia langsung dipanggil untuk pembinaan. Setelah itu finalis diberikan kesempatan untuk mengimplementasi dan mempresentasikan penelitiannya di depan juri, 23 April 2014 di Bogor. Ada dua kategori dalam ajang Climate Smart Leader ini yakni pelajar SMA dan mahasiswa. Untuk tingkat SMA sebanyak 12 pelajar menjadi finalis, demikian dengan mahasiswa.
Semula ungkap Made, penelitiannya terinpirasi dari banyaknya sampah kertas yang tak digunakan di lingkungan sekolahnya. Muncul idenya untuk memanfaatkan sampah kertas ini menjadi sesuatu yang berguna.
Ia pun mencoba menyulap limbah kertas ini menjadi pot sebagai media pembibitan. Hasilnya tak mengecewakan pot yang terbuat dari kertas ini ternyata bisa ditanami segala jenis tanaman. “Sebelumnya saya pernah membuat konsep bagaimana mengganti tanah menjadi bubur kertas, tapi ternyata sudah banyak yang membuatnya dan itu hanya bisa untuk tanaman hias saja,” ujarnya.
Sementara Kepala Sekolah setempat, Fahrizal S.Pd M.Pd, yang mendampingi Made, mengaku sangat bangga atas prestasi yang diraih siswanya tersebut.
Prestasi yang diraih Made ini menurut Ical—sapaan akrabnya, semakin menunjukkan bahwa fungsi sekolahnya kedepan tidak hanya menyiapkan siswa yang cerdas di bidang akademik semata, tapi mampu menciptakan generasi yang peduli terhadap lingkungannya.
Penelitian Made sambung Ical, kian klop dengan penemuan siswa lainnya yang ada di sekolahnya yang pernah melakukan penelitian tentang pemanfaatan limbah organic daun menjadi pupuk. Untuk diketahui, penelitian ini pernah bersaing di tingkat internasional di Swedia. “Jadi penemuan siswa kami sudah matching. Satunya untuk pupuk dan satunya lagi untuk pot,” ujarnya.
Agar muncul kreatifitas-kreatifitas baru di sekolahnya tambah Ical, pihaknya sekolah akan memperkenalkan penemuan ini kepada seluruh siswa. Tak hanya itu, sekolah akan memberikan kemudahan izin bagi siswa yang mau berkreatifitas. (*)