Ikan Bage Produksi Bale Seafood ‘Terbang’ ke Malaysia, Singapura dan Hongkong

oleh -689 Dilihat

SUMBAWA BESAR, samawarea.com (5 November 2024) – Siapa yang tidak mengenal Ikan Bage. Ikan olahan khas Sumbawa ini sangat diminati oleh semua kalangan. Selain rasanya yang gurih, Ikan Bage menjadi lauk untuk semua makanan siap saji.

Karena banyaknya peminat, memberikan peluang bagi Fitriani salah satu pelaku UMKM untuk menjadikannya sebagai usaha menjanjikan. Dengan membangun rumah produksi Bale Seafood, Fitriani—wanita asal Labuan Jontal Kecamatan Plampang yang tinggal di Kebayan, Kelurahan Uma Sima ini memulai usaha bersama suaminya.

Ternyata produk ikan bage tersebut laku keras. Pesanan tak terbendung. Bukan hanya di tataran lokal, Ikan Bage Bale Seafood juga menerima banyak pesanan di luar daerah, termasuk luar negeri yaitu Malaysia, Singapore dan Hongkong.

Kepada media ini, Fitriani menceritakan awal mula meniti usahanya. Sebenarnya, bisnisnya merupakan bisnis turunan dari orang tuanya yang merupakan pengepul dan penjual ikan di pasar. Terkadang dia ikut juga ke pasar.

Setelah dia menikah dan diboyong suami ke Sumbawa, barulah muncul ide untuk mengembangkan hasil laut dari daerahnya Labuhan Jontal. Fitriani mulai berpikir untuk merubah ikan segar yang dijual langsung menjadi sebuah produk.

Baca Juga  Ini Alasan Meroketnya Harga Cabai di NTB

Sebab dia berpikir untuk menjual ikan segar langsung ke pasar, harganya terlalu murah. Selain itu ikan segar memiliki risiko tinggi, terutama tanpa fasilitas penyimpanan yang memadai akan mengalami kerusakan.

“Dengan berbagai tantangan yang ada kami beralih ke produk olahan ikan kering, yang lebih stabil dan tahan lama. Saya berpikir untuk merubah dalam bentuk olahan dan menjualnya dengan harga yang lumayan,” kata Fitri.

Ia pun mendirikan Bale Seafood yang mengolah ikan segar menjadi ikan bage. Target pasar awalnya, tetangga, kenalan hingga mendapat pesanan dari dalam dan luar daerah. Bahkan TKW yang bekerja di Hongkong, Malaysia dan Singapore juga berminat sehingga pesanannya harus dikirim melalui jasa pengiriman luar negeri.

Fitri mengaku ikan bage olahannya bisa bertahan sampai 3 hari jika setengah kering. Agar bisa bertahan sampai 3 minggu harus melalui proses pengeringan maksimal 3-4 hari di bawah terik matahari. Sedangkan di dalam freezer bisa sampai 3 bulan.

“Kalau kirim ke luar NTB, termasuk luar negeri kami menyarankan yang kering maksimal,” ujar Fitriani yang sudah menjalani usahanya sejak 2021 lalu.

Banyaknya pesanan memaksanya harus menambah pekerja. Karena usahanya berkembang dan diminati pasar luar daerah, Fitri mulai berpikir persoalan legalitas usahanya. Dia mulai mengurus segala kelengkapan usaha seperti NIB, PIRT, NPWP, HAKI dan sertifikasi halal.

Baca Juga  Klaster Usaha Ternak Sapi di Batu Tering Diresmikan

“Alhamdulillah difasilitasi Pemerintah Daerah sejumlah izin sudah saya kantongi termasuk Haki. Dan sekarang setelah bergabung di Bale Berdaya binaan PT Amman Mineral dan KUMPUL, kami difasilitasi pengurusan izin BPOM,” ujarnya.

Diakui Fitri, banyak keuntungan yang diperolehnya dari Program Bale Berdaya ini. Semua permasalahan dibantu solusinya. Pemasaran pun difasilitasi mulai dari branding, target market, dan kemasan.

Banyak materi juga diperoleh dari narasumber berkompeten. Seperti pengembangan skill dan pola fikir kewirausahaan, pendampingan strategi bisnis yang tepat, pemahaman lebih dalam tentang analisi pasar dan konsumen, bimbingan manajemen keuangan yang lebih teratur, dan memahami SOP dalam produksi.

Dari ilmu yang diperoleh dan dipraktekkan, berdampak pada omzetnya yang mengalami peningkatan berkisar 30-80 persen.

“Program Bale Berdaya, adalah sebuah kegiatan yang sangat mendukung pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sumbawa melalui kegiatan pemberdayaan UMKM yang adaptif dan berdaya saing. Kami yakin, setiap langkah yang kami tempuh membawa usaha kami semakin maju,” pungkasnya. (SR)

rokok pilkada NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *