Minta Negara Hadir, Bupati Sumbawa: Kami Ingin Petani Tidak Lagi Jadi Korban

oleh -729 Dilihat

Sumbawa Menuju Industri Jagung Modern : Mentan Janji Hilirisasi, Bupati Siap Kawal dari Hulu ke Hilir

SUMBAWA BESAR, samawarea.com (22 April 2025) – Panen Raya Jagung di Desa Penyaring Kecamatan Moyo Utara yang dihadiri langsung Menteri Pertanian Republik Indonesia, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P., didampingi Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal dan Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, Senin (21/4/2025), menjadi simbol keberhasilan para petani jagung Sumbawa.

Pada tahun 2024 lalu petani Sumbawa telah mencatat produksi sebesar 715.641 ton dari luas panen 98.535 hektar. Sebuah angka yang mencerminkan ketangguhan dan kerja keras petani serta keberpihakan pemerintah daerah terhadap sektor pertanian.

Namun yang menjadi persoalan setiap panen harga anjlok. Para Mitra Bulog membeli hasil produksi pertanian jauh di bawah HPP yang ditetapkan pemerintah.

Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Mentan, Gubernur NTB, Bupati Sumbawa, jajaran pemerintah daerah, penyuluh pertanian, kelompok tani, pelaku usaha, dan mitra strategis lainnya di Aula H. Madilaoe ADT Lantai III Kantor Bupati Sumbawa, diharapkan menjadi ajang diskusi serius untuk mendorong lahirnya kebijakan konkret demi peningkatan kesejahteraan petani jagung, khususnya di tengah tantangan penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 5.500/kg dengan kadar air 14%, yang dinilai masih menyulitkan petani.

Bupati Sumbawa, Dr. Ir. H. Syarafuddin Jarot, MP, menyampaikan keprihatinan atas situasi di lapangan. Menurutnya, meski HPP ditetapkan, banyak pengusaha yang enggan membeli jagung dengan harga tersebut karena alasan kadar air. Padahal untuk mencapai KA 14%, petani masih harus mengeluarkan biaya operasional tambahan, yang sangat membebani mereka.

“Atas nama para petani kami, saya telah menemui Kepala Bapanas, jajaran Bulog, dan Kementerian Pertanian di Jakarta. Kami tidak tinggal diam. Kami ingin petani kita tidak lagi menjadi korban pasar. Negara harus hadir,” tegasnya.

Dalam Rakor tersebut, Bupati juga kembali menyuarakan harapan besar masyarakat Sumbawa agar Bendungan Kerekeh kembali dimasukkan dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). “Insya Allah tahun depan,” ucapnya optimis.

Ia menyebutkan bahwa tahun ini beberapa program rehabilitasi sarana irigasi akan dijalankan, namun pembangunan bendungan tetap menjadi kebutuhan utama.

Di bagian lain Bupati menyambut baik rencana hilirisasi yang disampaikan langsung oleh Menteri Pertanian. “Kami sangat berharap program hilirisasi jagung, seperti produksi sosis jagung, dapat dipusatkan di Sumbawa. Ini akan menciptakan nilai tambah dan membuka lapangan kerja di daerah,” ungkapnya.

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, dalam arahannya menegaskan pentingnya NTB, khususnya Sumbawa, sebagai daerah lumbung pangan nasional. Ia menyoroti budaya bertani masyarakat NTB yang kuat dalam menanam padi dan jagung sebagai modal besar menuju swasembada dan industrialisasi pertanian.

“NTB memiliki keunggulan komparatif. Sekarang saatnya bergerak eksponensial. Jangan hanya naik perlahan. Semua unsur harus punya mimpi yang sama,” ujar Mentan penuh semangat.

Pernyataan “bergerak eksponensial” yang disampaikan Mentan merupakan ajakan untuk tidak lagi bertumbuh secara lambat dan biasa-biasa saja, melainkan melakukan lompatan besar dalam produktivitas, inovasi, dan sinergi lintas sektor.

Artinya, daerah seperti NTB dan Sumbawa tidak cukup hanya menanam dan memanen, tapi harus masuk ke tahap hilirisasi, pengolahan industri, ekspor, hingga digitalisasi sektor pertanian. Semua unsur—dari pemerintah pusat dan daerah, petani, akademisi, swasta, hingga lembaga keuangan—harus menyatukan mimpi dan langkah, sehingga pertumbuhan sektor pertanian bisa berlipat ganda dan berdampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.

Lebih dari sekadar slogan, konsep ini juga diwujudkan lewat dukungan konkret berupa bantuan 500 unit pompa dan mesin pertanian untuk Sumbawa, serta komitmen Bulog untuk membeli hasil panen petani secara langsung. Ini diharapkan menjadi pemantik ekonomi lokal, memperkuat daya tawar petani, dan mendorong peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) NTB secara signifikan.

Menteri Amran juga menyampaikan pesan reflektif bahwa perubahan besar hanya akan terwujud jika disertai perubahan karakter dan pola pikir masyarakat. “Jika kamu tidak mempercayai dirimu, alam pun tidak akan percaya padamu. Tekanan tinggi akan melahirkan berlian, bukan lumpur,” ucapnya.

Ia menutup sambutannya dengan mengajak semua pihak untuk bekerja keras, meninggalkan warisan besar (legacy) bagi masa depan NTB dan Indonesia, sebuah negeri yang berdaulat pangan dan bermartabat melalui kekuatan pertaniannya.

 

AMNT pilkada NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *