Sumbawa Barat,Samawarea.com., 05 Februari 2025
Petani di sekitar kawasan Jreweh yang ikut terkena dampak tingginya air yang turun dari gunung sehingga lahannya ikut tergenang mengungkapkan kekhawatiran mereka atas kondisi jalan yang dibangun oleh PT. Unicef, yang dinilai tidak memadai dalam mengelola aliran air hujan,menyebabkan material kapur yang ada di jalan milik PT. Unicef masuk ke dalam areal persawahan masyarakat.
Menurut salah satu petani, Sabaruddin J, “Jalan yang dibangun oleh PT. Unicef hanya dilengkapi dengan saluran irigasi di satu sisi saja. Ketika hujan turun deras, drainase tersebut tidak mampu menampung air yang mengalir dari atas gunung. Akibatnya, banyak material kapur terbawa masuk kedalam irigasi yang kurang memadai dan menyumbat irigasi tersebut sehingga terjadi limpasan air dari atas jalan dan matrial diatas jalan masuk langsung ke areal persawahan karan tidak adanya drainase dari sisi lain jalan yang dibangun PT. Unicef.
Gunung yang menjadi sumber kapur untuk PT. Unicef kini terlihat semakin gundul. Kondisi ini mempengaruhi daya tampung air dari hujan yang mengguyur. “Dulu, gunung ini memiliki banyak pohon yang dapat menyerap air hujan, namun sekarang, dengan banyaknya pohon yang hilang, air tidak bisa lagi diserap dengan baik, dan lebih banyak air yang mengalir deras ke bawah,sehingga tidak mampu ditampung oleh drainase yang ada.
Dengan kerusakan alam yang semakin parah, petani setempat berharap agar PT. Unicef bertanggung jawab untuk membangun saluran drainase yang lebih efektif dan baik. Mereka mengingatkan bahwa jika masalah ini tidak ditangani dengan serius, maka kejadian serupa akan terus berulang, dan petani akan terus mengalami kerugian setiap tahun.
“Jika masalah ini tidak segera diselesaikan, maka setiap tahun kami akan selalu menghadapi permasalahan yang sama. Kami meminta PT. Unicef untuk mempertimbangkan solusi jangka panjang agar kejadian ini tidak terulang lagi. Kami butuh saluran drainase yang memadai agar air hujan tidak lagi membawa material kapur ke ladang kami,” ujar Sabaruddin.
Para petani pun berharap agar pemerintah setempat turut serta dalam memberikan solusi agar kondisi ini tidak berdampak lebih jauh terhadap ketahanan pangan daerah, sekaligus mendorong perusahaan untuk bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan yang timbul akibat aktivitas mereka.
Dengan adanya perhatian dari pihak PT. Unicef serta pihak berwenang, diharapkan keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan perlindungan terhadap alam serta kehidupan masyarakat dapat tercapai.
Sementara itu dari manajemen PT. Unicef Pak Yoyo yang dihubungi pia telfon selasa/4/2025 mengatakan mengatakan saya lagi di luar Kota nanti saya konfirmasi dan sampai berita ini di naikan belum ada konfirmasi meski sudah ditelfon berkali kali tetap tidak ada respon.