Sumbawa Besar, SR
Ratusan warga ‘menyerbu’ Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sumbawa. Meski dijaga ketat aparat kepolisian, namun kedatangan mereka bukan untuk menggelar aksi unjuk rasa, melainkan untuk mendapatkan pekerjaan sampingan. Mereka adalah relawan logistik yang bertugas untuk melipat kertas suara yang akan digunakan dalam pemilu legislatif tahun ini.Para relawan tersebut terdiri dari ibu-ibu, pemuda, maupun pelajar.
Ketua Divisi Organisasi dan Logistik KPU Sumbawa, Nurkholis menyebutkan, sudah merekrut sekitar 120 orang menjadi relawan logistik. Jumlah ini sengaja dibatasi karena kapasitas lokasi yang disediakan untuk melipat kertas sangat terbatas.
Kegiatan ini terpusat di Kantor KPU Sumbawa dan diperkirakan akan tuntas dalam waktu lima hari. Para relawan dilarang keluar dari gedung KPU serta dijaga ketat aparat kepolisian. Sebelumnya mereka diidentifikasi dengan menyerahkan fotocopy identitas diri berupa KTP. Hal ini dilakukan karena pihaknya tidak ingin terjadi sesuatu terkait dengan surat suara, misalnya surat suara rusak yang terdistribusi ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Mereka yang dilibatkan sebagai relawan logistik adalah orang yang dipercaya, non partisan dan tidak memiliki kaitan dengan caleg maupun partai politik,” sebutnya.
Untuk diketahui, jelas Kholis, setelah surat suara dilipat, lalu disortir dan diperiksa sehingga tidak terjadi kekurangan, surat suara rusak dan surat suara tertukar. Selain itu kegiatan melipat surat suara ini untuk memastikan apakah logistiknya lengkap atau tidak.
Untuk melipat selembar surat suara, para relawan diberikan upah sebesar Rp 150. Ada dua jenis surat suara yang dilipat, yaitu surat suara untuk DPD dan DPR RI masing-masing 334.819 lembar. Untuk surat DPRD Provinsi NTB dan Kabupaten Sumbawa masih diterima KPU Sumbawa dan sejauh ini belum ada konfirmasi dari pihak percetakan terkait pengirimannya.
Dalam kegiatan ini termasuk menjaga keberadaan surat suara, pihaknya menjalin kerjasama dengan aparat penegak hukum. Ada sekitar enam orang aparat yang melakukan pengawasan setiap harinya, di samping pengawas pemilu yang melakukan pemantauan langsung di lokasi. “Kami tetap mengedepankan asas transparansi, akuntabel, efektif dan efisien,” pungkasnya.