SUMBAWA BESAR, samawarea.com (10 Juli 2025) – Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa terus mengupayakan percepatan pembangunan infrastruktur, khususnya dalam rangka mendukung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Samota.
Salah satu proyek prioritas adalah kelanjutan pembangunan jalan sepanjang 1,4 kilometer lengkap dengan tiga jembatan yang melintasi wilayah rawa-rawa. Ini merupakan sisa dari total Jalan Samota sepanjang 24 kilometer yang harus dituntaskan.
Sebenarnya jalan tersebut harus selesai tahun 2025. Namun karena ada kebijakan efisiensi anggaran secara nasional membuat proyek besar itu tertunda. Kendati demikian pemerintah pusat menggantinya dengan menggelontorkan anggaran cukup besar senilai total Rp 320 milyar untuk pembangunan jalan di wilayah selatan Sumbawa (Ruas Batu Dulang—Tepal, Tepal—Batu Rotok dan Lenangguar—Teladan.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Sumbawa, Lalu Suharmaji, ST., MT., yang dikonfirmasi di ruang kerjanya, Kamis (10/7/25), mengungkapkan bahwa proyek Jalan Samota bagian dari program Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah. Namun, biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sisa jalan samota ini tergolong besar, yakni Rp 317 miliar, setara dengan tiga ruas jalan di wilayah selatan.
“Kenapa biayanya mahal? Karena ketiga jembatan ini berdiri di atas rawa dengan rata-rata kedalaman pondasi mencapai 70 meter. Selain itu, akses jalannya akan menggunakan teknologi geotekstil (Geo sexy), yang memang cukup mahal,” bebernya.
Suharmaji menambahkan bahwa pihaknya sempat mempertimbangkan dua proyek ini (Jalan Samota dan Jalan Wilayah Selatan) dapat dikerjakan Tahun 2025 ini dengan estimasi anggaran hampir Rp 700 miliar. Namun hal itu tidak memungkinkan karena anggaran itu cukup besar dialokasikan pusat.
Karena itu secara skala prioritas, pembangunan jalan wilayah selatan dinilai lebih mendesak karena menyangkut pengembangan kawasan pangan dan keterisoliran wilayah. “Kalau disuruh pilih, saya pilih yang ke Selatan Sumbawa dulu karena wilayah itu sangat terpencil dan punya potensi besar untuk dikembangkan,” tegasnya.
Pemda berharap dalam empat bulan ke depan sudah ada kejelasan anggaran untuk bisa memulai tahap awal pembangunan. Dengan pembukaan akses ini, diharapkan wilayah selatan bisa segera berkembang dan memberi dampak ekonomi nyata bagi masyarakat Sumbawa.
Kemudian soal kelanjutan Jalan Samota, Suharmaji tetap optimis proyek ini bisa dimulai pada tahun anggaran 2025. Untuk tahap awal, direncanakan pengerjaan penyiapan badan jalan, termasuk penghamparan material dasar.
“Kalau tidak bisa langsung full, kita harapkan minimal tahun ini bisa mulai dengan perataan dan pembukaan badan jalan terlebih dahulu,” ujar Suharmaji.
Selain akses ke Samota, Pemda Sumbawa juga telah mengajukan beberapa ruas strategis lain ke dalam aplikasi Cipta Karya Terpadu (CT), seperti jalan lingkar luar Alas. (SR)






