Masyarakat Desa Benete Tolak Lokasi Rencana TPST, Menilai Berisiko Terhadap Lingkungan

oleh -220 Dilihat

 

Benete, Samawarea. Com,8 Januari 2025 – Masyarakat Desa Benete, Kabupaten Sumbawa Barat, menunjukkan kekhawatirannya terhadap rencana pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di wilayah mereka. Dedi, seorang tokoh pemuda setempat, menegaskan penolakan keras terhadap lokasi yang telah ditentukan untuk TPST tersebut. Menurutnya, lokasi yang dipilih untuk pembangunan fasilitas pembuangan sampah ini terletak pada ketinggian yang lebih tinggi daripada pemukiman dan lahan pertanian warga, yang berpotensi menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan sekitar.

“Kalau TPST ini dibangun di lokasi yang lebih tinggi dari pemukiman dan lahan pertanian, kami khawatir limbahnya akan mengalir ke perkampungan dan areal persawahan warga. Terlebih lagi, baru-baru ini desa kami mengalami banjir yang cukup parah. Jika TPST tetap dibangun di sana, bisa dipastikan limbah yang berasal dari tempat pembuangan akan mencemari lingkungan kami,” ujar Dedi dengan penuh kekhawatiran.

Banjir yang terjadi beberapa waktu lalu menjadi alasan utama masyarakat semakin cemas dengan potensi dampak negatif pembangunan TPST. Mereka takut, jika TPST tetap beroperasi di lokasi yang strategis namun rawan bencana alam, limbah yang dihasilkan akan mencemari sungai, tanah, dan sumber air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Kondisi ini tentunya akan memperburuk kesehatan lingkungan, serta merugikan petani yang bergantung pada irigasi persawahan untuk mata pencahariannya.

Baca Juga  Madu dan Permen Susu Sumbawa Laris Manis di Pameran IKM

Dedi menambahkan, meskipun pengelolaan sampah adalah hal yang penting untuk menjaga kebersihan, namun pemilihan lokasi harus benar-benar memperhatikan kondisi geografi dan dampak lingkungan jangka panjang. “Kami sepakat dengan kebutuhan adanya pengelolaan sampah yang lebih baik, namun lokasinya harus dipikirkan secara matang. Jangan sampai solusi yang ditawarkan malah menjadi bencana bagi kami,” ujarnya.

Penolakan ini juga didukung oleh sebagian besar warga desa yang khawatir akan masa depan kesehatan dan kehidupan mereka. Para petani khawatir sawah mereka akan tercemar oleh limbah sampah yang dapat mengurangi kualitas tanah dan hasil panen. Di sisi lain, warga lainnya khawatir dampak pencemaran air akan membahayakan pasokan air bersih yang mereka gunakan sehari-hari.

Baca Juga  Semarak Ramadhan di Desa Santri

Pihak pemerintah desa Benete dan para tokoh masyarakat berencana untuk mengadakan pertemuan lebih lanjut dengan instansi terkait untuk menyampaikan aspirasi warga. Mereka berharap agar pemerintah dapat mendengarkan keluhan dan keberatan ini, serta mempertimbangkan untuk mencari lokasi alternatif yang lebih aman dan tidak menimbulkan risiko besar bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Pembangunan TPST di Desa Benete memang merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk mengelola sampah secara lebih terstruktur dan terpadu. Namun, keberhasilan rencana tersebut tidak hanya bergantung pada efektivitas pengelolaan sampah, tetapi juga pada kesesuaian lokasi yang dipilih dengan kondisi alam dan kebutuhan masyarakat setempat.

Ke depan, masyarakat Desa Benete berharap pemerintah dapat lebih mengutamakan kesejahteraan lingkungan dan keselamatan warganya dalam setiap kebijakan yang diambil, sehingga pembangunan dapat berjalan seimbang dengan kelestarian alam dan keberlangsungan kehidupan mereka.

rokok pilkada NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *