SUMBAWA BESAR, samawarea.com (31 Oktober 2024) – Calon Bupati Sumbawa nomor urut 1, Hj. Dewi Noviany, S.Pd., M.Pd merespon pertanyaan terkait utang Pemda Sumbawa sebesar Rp 50 miliar yang digunakan untuk pengadaan lahan di kawasan Samota. Pertanyaan ini disampaikan pasangan nomor urut 2, Jarot-Ansori dalam Debat Publik perdana yang digelar KPU Sumbawa di La Grande, Kamis (31/10/2024).
“Apa pertimbangan ilmiah atau teknis terkait keputusan berhutang membeli lahan untuk MXGP, kami dapat informasi tujuannya untuk sport center tapi sampai sekarang terbengkalai,” tanya Calon Bupati nomor urut 2, Ir. H. Syarafuddin Jarot MP.
Cabup yang disapa Hj Novi, memberikan pemahaman kepada pasangan Jarot-Ansori soal hutang tersebut. Ia menegaskan, investasi ini bukan untuk gelaran kejuaraan motor internasional MXGP, tetapi untuk pengembangan Sumbawa menjadi pusat olahraga di masa depan.
“Berutang bukan untuk MXGP, dan semua Pemda bahkan presiden pun pernah berutang. Tapi berhutang harus jelas alasannya. Ini adalah investasi jangka panjang untuk daerah dan masyarakat Sumbawa,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa keberadaan Samota sebagai pusat kegiatan olahraga akan menjadi aset penting untuk Kabupaten Sumbawa, terutama sebagai lokasi Sport Center yang nantinya akan digunakan dalam persiapan PON 2028, dimana NTB salah satu tuan rumahnya. Ada beberapa cabor yang dipertandingkan di Sumbawa pada PON nanti.
“Jadi saya luruskan, hutan ini bukan beli tanah bukan untuk MXGP, utang ini untuk pengembangan Sumbawa ke depan, dengan terbangunnya Sport Center,” imbuhnya.
Kendati demikian, Hj Novi menilai gelaran MXGP memberikan dampak positif terutama terhadap ekonomi lokal. “Memang kita tidak liat uangnya, tapi lihat hasilnya dari gelaran event itu berpengaruh terhadap pembangunan daerah, seperti terbangunnya hotel, karena banyaknya kunjungan, dan orang luar semakin mengenal Sumbawa. Bandara juga dibenahi dengan penebalan landasan pacu, pembangunan Jalan Samota dilanjutkan UMKM semakin berkembang dengan omzet yang signifikan, bahkan penginapan penuh hingga rumah dan kos-kosan pun disewakan,” jelasnya.
Hal ini, ungkapnya, merupakan manfaat nyata yang langsung dirasakan masyarakat setempat. Pembangunan kawasan Samota, tambah Hj. Noviany, bukanlah keputusan yang diambil secara asal-asalan, melainkan langkah strategis untuk menjadikan Sumbawa sebagai destinasi.
“Kami ingin memastikan bahwa investasi ini bermanfaat bagi masyarakat dalam jangka panjang. Samota bukan sekadar untuk MXGP atau keinginan sesaat, tapi untuk masa depan Sumbawa yang lebih maju,” pungkasnya. (SR)