SUMBAWA BESAR, samawarea.com (10 Juli 2024) – Serikat Tani Mandiri Sumbawa (Sektimas) dan Lembaga Pemerhati Desa (LPD) kembali menggelar aksi demo, Rabu (10/7). Kali ini selain di Kantor Bupati Sumbawa, juga di Kantor Perum Bulog. Massa yang dikomandani Aji Rusdianto ini menuntut agar pemerintah dan Bulog dapat mengatasi anjloknya harga jagung yang berada di bawah Harga Acuan Pembelian (HAP).
“Hari ini kami menuntut pemerintah daerah untuk bisa melakulan penyerapan jagung di petani dari ujung timur sampai barat kerena saat ini petani sedang menjerit,” teriak Raja—sapaan populernya.
Saat ini ungkap Raja, penyerapan tidak dilakukan. Petani juga enggan menjual ke pengusaha karena harganya di bawah HAP (Harga Acuan Pembelian). “Harga sekerang ini hanya Rp 3.100 per kilogram di gudang swasta, sedangkan harga di Bulog lumayan bagus jauh daripada harga pengusaha. Harga inilah yang coba kami tuntut supaya petani bisa membayar hutang di bank. Hari ini petani ditagih oleh bank,” tukasnya.
Raja pun mendesak pemerintah daerah mengeluarkan rekomendasi terkait penyerapan jagung. Dan meminta mitra Bulog untuk mengambil jagung-jagung petani.
Menanggapi tuntutan massa, Kepala Perum Bulog Sumbawa, Zuhri Hanafi mengaku sejak 1 Juli pihaknya belum bisa menyerap jagung petani. Pasalnya belum ada LC (Letter of Credit) atau anggaran. “Bagaimana kami bisa menyerap jagung sedangkan LC belum ada,” ucapnya di Kantor Bulog usai menerima massa aksi.
Namun dengan adanya tuntutan dari massa aksi ini, lanjut Zuhri, menjadi bahan laporannya. “Insya Allah hari ini kita laporkan semoga besok ada jawaban. Tapi saya yakin anggaran akan diturunkan,” ujarnya.
Dengan adanya LC nanti, Bulog Sumbawa akan mengawali pembelian jagung petani melalui mitra sebanyak 4000 ton. Untuk harga dari mitra ke Bulog sebesar Rp 5000 per kilogram dengan kadar air 15 persen. Dan mitra akan membeli jagung petani tidak diperkenankan di bawah harga Rp 4000. “Kami tidak bisa langsung membeli jagung ke petani, mekanismenya harus melalui mitra Bulog,” imbuhnya.
Penyerapan jagung ini ungkap Zuhri, tidak berpengaruh terhadap penyerapan gabah sebagai kegiatan utama Bulog. Untuk menampung serapan jagung petani, pihaknya akan menyiapkan gudang-gudang swasta. Dan akan ditambah ketika serapan juga bertambah. (SR)