SUMBAWA BESAR, samawarea.com (25 Mei 2024) – Raihan Omar Hasani Priyanto yang merupakan Cucu Sultan Sumbawa, Dewa Masmawa Muhammad Kaharuddin IV, diangkat menjadi Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa. Pengangkatan cucu yang bergelar Daeng Mas Madinah Datu Rajamuda ini akan dihelat melalui upacara adat yang diselenggarakan oleh Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) pada tanggal 27-29 Mei 2024 mendatang.
Menjelang pengangkatan Datu Rajamuda ini, berbagai persiapan telah dimantapkan dengan diadakannya rapat panitia secara keseluruhan di Istana Dalam Loka. Rapat ini berlangsung sangat hikmat dengan kehadiran Dewa Masmawa yang menyampaikan pasatotang kepada seluruh anggota panitia.
Dalam Konfrensi Pers di Istana Dalam Loka, Sabtu (25/5) sore, Sekretaris Majelis Adat Lembaga Adat Tana Samawa (LATS), Yuli Andari Merdikaningtyas, M.A didampingi Aminuddin, M.T Sekretaris Panitia Pengangkatan Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa, dan Muhammad Ikraman, S.Pt sebagai Sekretaris Pajatu LATS menjelaskan rangkaian Upacara Adat yang akan dilaksanakan selama Pengangkatan Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa.
Disebutkannya, rangkaian ini antara lain, Ete Ai Kadewa yang berlangsung pada Hari Senin, 27 Mei 2024, mulai pukul 08.00 Wita. Prosesi pengambilan air ini dilakukan di empat sumber mata air yang sakral bagi keturunan Sultan Sumbawa. Yaitu Ai Awak, Ai Sumer Bater, Ai Tungkup, dan Ai Panemung.
Keempat sumber mata air ini memiliki makna tersendiri. Ai Awak menyimbolkan hakekat diri, hati, dan jiwa yang menjadi semangat dalam hidup Sultan. Ai Sumer Bater bermakna perjuangan dan kerja keras dalam rangka mencapai kemakmuran dalam hidup. Kemudian Ai Tungkup adalah simbol penghargaan yang diberikan oleh Sultan kepada hasil kerja keras siapapun yang dengan tulus melakukan paboat aji. Sedangkan Ai Panemung yakni bertemunya air sungai dan air laut di muara sungai (Boa Berang) Samawa.
Ketiga sumber Ai Kadewa lainnya juga turut mengalir ke laut dari muara sungai ini. Ai Panemung melambangkan pamendi (empati) seorang pimpinan dan lahirnya panyadu (kepercayaan) dari rakyat yang dipimpin. Keempat air ini kemudian ditarak atau disucikan semalam dengan ikhitar doa agar keesokan paginya dapat digunakan untuk prosesi Basiram dan Jeruk Ai Oram.
Pada hari yang sama juga digelar prosesi Genris Pusaka yang berlangsung mulai pukul 10.00 Wita. Prosesi ini merupakan penyucian Regalia Kesultanan Sumbawa yang terbagi menjadi dua yaitu Regalia Utama (Parewa Kamutar) dan Regalia Harian (Parewa Tokal Adat Ode). Semua ini adalah lambang kebesaran Kesultanan Sumbawa yang selalu dihadirkan dalam Tokal Adat Kesultanan Sumbawa.
Selanjutnya pada malam harinya, mulai pukul 20.00 Wita, ungkap Andari, Dewa Masmawa baik selaku Sultan maupun Datu Mutar memiliki keputusan hukum yang berlaku mutlak bagi seluruh Tau Tana Samawa. Karena setiap Sultan memutuskan dan menyampaikan titah (Ramanik) telah melalui ikhtiar para ulama serta kajian para tokoh. Satenri Manik merupakan momen dimana Sultan Muhammad Kaharuddin IV bertitah kepada Datu Rajamuda untuk mengemban amanah.
Esok harinya, Selasa, 28 Mei 2024 pukul pukul 08.00 Wita dilaksanakan prosesi adat bersuci (Taharah) yakni prosesi menyucikan diri lahir batin sebelum menerima amanat, tugas, dan tanggung jawab yang diembankan Datu Rajamuda Raihan Omar Hasani Priyanto Daeng Mas Madinah.
Tahapan dalam prosesi Basiram adalah sebagai berikut : (a) Sateri Ai Mula atau menuangkan air untuk pertama kalinya dengan menggunakan Ai Kadewa yang sudah didiamkan dan diikhtiarkan semalaman. Sateri Ai Mula ini dilakukan oleh PYM. Sultan Muhammad Kaharuddin IV.
(b) Sateri Ai Pasiram oleh 7 perempuan sesepuh Kesultanan Sumbawa yang merupakan saudara terdekat Sultan yaitu sepupu satu kali PYM. Sultan Muhammad Kaharuddin IV yang berarti pula bahwa ke-7 perempuan pinisepuh ini adalah cucu dari Sultan Muhammad Djalaluddin III yaitu Siti Mutmaennah Daeng Maningratu (Daeng Aning), Hj. Lala Siti Fatimah, Tampawan Lalu Kohe, Lala Siti Hafifah, Hj. Lala Siti Rachmah, Daeng Sri Majenah (Daeng Nun), dan Lala Habira.
(c) Sateri Ai Kasuda atau menuangkan air terakhir sekaligus sebagai penutup prosesi Basiram ini dilakukan oleh Dea Guru Syukri Rahmat, selaku Ketua Dewan Syara’ Lembaga Adat Tana Samawa (LATS).
Berikutnya acara puncak yaitu Upacara Pengangkatan Datu Rajamuda pada Selasa, 29 Mei 2024, mulai pukul 08.00 Wita. Setelah Sultan memutuskan dan menitahkan calon pewarisnya maka ada rangkaian prosesi adat yang dilakukan baik bersifat internal maupun eksternal.
“Satenri Manik dan Basiram adalah dua prosesi internal keluarga inti Sultan. Sedangkan upacara pengangkatan Datu Rajamuda ini bersifat eksternal untuk menginformasikan kepada khalayak,” imbuhnya.
Lebih jauh dijelaskan Yuli Andari, rangkaian prosesi adat Pegangkatan Datu Rajamuda ini terdiri dari Sanapat Pelasan Kamutar atau menyampaikan Surat Keputusan yang berisi pengangkatan Datu Rajamuda dan dasar pengambilan keputusan.
Setelah itu Satenri Manik merupakan momen dimana Sultan Muhammad Kaharuddin IV bertitah kepada Datu Rajamuda untuk mengemban amanah sebagai penerus Kesultanan Sumbawa.
Berikutnya, Pasangkeling Sangka Manik merupakan jawaban tentang kesiapan Datu Rajamuda untuk mengemban amanah yang diberikan oleh Dewa Masmawa. Kemudian Sakena Parewa/Lambang Datu Rajamuda merupakan pemakaian atribut regalia Datu Rajamuda yang terdiri dari Keris Kanadi dan Cilo Datu Rajamuda.
Dan Jeruk Ai Oram berupa proses penyucian diri lahir batin setelah menerima amanat, tugas, dan tanggung jawab yang diembankan kepada Datu Rajamuda. Prosesi Jeruk Ai Oram ini dilakukan oleh para sesepuh perempuan Kesultanan Sumbawa yang secara simbolis membasuh empat bagian penting anggota tubuh Datu Rajamuda yaitu kepala (melambangkan pemikiran), wajah (melambangkan aura yang positif atas dasar ilmu, iman, dan amal), pundak (melambangkan tanggung jawab), tangan (melambangkan bekerja keras), dan kaki (melambahkan langkah ke arah yang baik).
“Pada saat membasuh bagian tubuh Datu Rajamuda, para sesepuh perempuan Kesultanan Sumbawa ini menghaturkan doa dalam hati mengharapkan kehadirat Allah SWT untuk memberkati para keturunan agar dapat memperkuat dan melanjutkan Kesultanan Sumbawa di masa kini dan nanti,” ucapnya.
Prosesi berikutnya adalah Pasatotang Dewa Masmawa berupa nasehat-nasehat yang diberikan oleh Sultan kepada calon penerusnya. (SR)