Wabup Ujicoba Inovasi “Dashat” untuk Penurunan Angka Stunting

oleh -130 Dilihat

KERJASAMA SAMAWAREA DENGAN DINAS KOMINFO KABUPATEN SUMBAWA BARAT

SUMBAWA BARAT, samawarea.com (7 September 2023) – Wakil Bupati Kabupaten Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin ST, kembali menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dalam percepatan penurunan stunting.

Komitmen ini ditunjukkan melalui kegiatan “Masak dan Edukasi Gizi Anak bersama Wakil Bupati KSB” yang diselenggarakan di Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di Kantor Desa Maluk Kecamatan Maluk, Sumbawa Barat, Kamis (7/8/2023).

Kegiatan ini merupakan bagian dari aksi kolaborasi antara Pemerintah KSB, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), dan Yayasan CARE Peduli. Selain kegiatan Masak Bersama, masyarakat juga diberikan edukasi mengenai peran orang tua dalam pengasuhan anak serta pemenuhan gizi seimbang pada anak.

Acara dihadiri oleh Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Camat Maluk, Kepala Desa Maluk dan masyarakat.

Baca Juga  Konflik Bersenjata di Sudan, Sekda Sambut Kepulangan WNI Asal NTB

Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS), tim DASHAT [nama kelompok DASHAT) Maluk didampingi oleh Yayasan CARE Peduli, telah menyelesaikan PMT satu bulan pada Juli 2023.

Untuk memastikan keberlanjutan pelaksanaan PMT bagi keluarga dengan anak stunting dan ibu hamil dengan kondisi Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Desa Maluk, kegiatan Masak Bersama ini juga disertai dengan pemberian informasi dan edukasi mengenai kesehatan gizi seimbang, kesehatan ibu dan anak, kesehatan lingkungan serta isu terkait melalui kelas pengasuhan anak (parenting).

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin, ST menyampaikan bahwa Inovasi DASHAT ini merupakan satu-satunya di Indonesia.

“Kenapa kita lakukan ini, karena kalau anak-anak diberikan telur saja tidak dimodifikasi dengan rasa dan olahan yang menarik, mereka tidak mau memakannya. Makanya dapur dashat ini dimodifikasi dengan panganan telur, agar mau dimakan dan gizinya bertambah,” ungkap Wabup.

Baca Juga  146 Atlet Sumbawa Terima Bonus Porprov 2018

Wabup juga menyebutkan bahwa menangani stunting ini gampang gampang susah. Tidak sederhana seperti yang dibayangkan.

“Maluk ini ada tambang, tapi kok ada stunting. Berarti stunting ini bukan penyakit orang miskin. Salah satu di antara penyebabnya yaitu mungkin bagi ibu-ibu yang kerja di perusahaan tambang, pola hidupnya tidak bagus sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan anak. Ada juga yang disebabkan oleh pernikahan dini, yang belum siap berkeluarga, sehingga ngurus anak susah. Jadi standar umur menikah itu minimal umur 21 tahun,” bebernya.

Stunting tidak bisa berdiri sendiri, semua pihak harus berkolaborasi. Wabup menyarankan kepada para camat dan kades untuk menyiapkan program inovasinya, dan melibatkan agen PDPGR untuk penanganan di lapangan. (HEN/SR)

rokok zul pilkada pilkada NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *