NTB Siap Lawan Rentenir Lewat Program “Mawar Emas”

oleh -72 Dilihat

MATARAM, samawarea.com (16/7/2020)

Tidak sedikit masyarakat NTB tergiur dengan iming-iming yang ditawarkan rentenir meski sebenarnya mereka sadar bahwa bunga pinjamannya sangat tinggi. Bahkan bunga rentenir melebihi bunga pinjaman yang ditawarkan perbankan dan lembaga keuangan resmi lainnya. Hingga akhirnya, masyarakat terjebak dalam kesulitan melunasi hutang-hutangnya karena bunga pinjaman yang tinggi. Untuk melindungi masyarakat NTB dari jeratan rentenir, Pemerintah Provinsi NTB bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTB, Bank NTB Syariah dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) NTB akan melakukan pembekalan kepada para takmir masjid untuk menyukseskan program Melawan Rentenir Berbasis Masjid (Mawar Emas). Hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan akses produk dan layanan keuangan bagi masyarakat menengah ke bawah dengan menjadikan Masjid sebagai pusatnya.

Baca Juga  Atasi Masalah Sampah, Pemda Sumbawa Bangun 11 TPS dan 3 TPA

Asisten III Administrasi Umum Setda Provinsi NTB, H. Lalu Syafi’i memimpin rapat terkait pelaksanaan training bagi Takmir Masjid Tahap I guna Mendukung Program ‘Mawar Emas’ di Ruang Rapat Asisten III, Rabu (15/7/2020).

Kepala OJK Provinsi NTB, Farid Faletehan mengatakan, masyarakat diharapkan dapat mengikuti dan mengakses program Mawar Emas ini agar dapat mengembangkan usahanya dengan melibatkan Bank NTB Syariah dan lembaga keuangan. Khususnya pada daerah yang selama ini tidak pernah terjangkau oleh lembaga keuangan. “Semoga ini berjalan dengan lancar dengan sasaran masyarakat di daerah-daerah sekitar masjid yang selama ini mungkin tidak pernah terjangkau lembaga keuangan. Inilah saatnya kita membantu masyarakat kecil untuk mengembangkan ekonominya,” tuturnya.

Baca Juga  Pelaksana Teknis Proyek Pasar Brangbara Mengundurkan Diri, Ada Apa ?

Senada dengan itu, Dr. Hj. Baiq Mulianah selaku Ketua MES NTB juga ikut mempersiapkan program ini karena merupakan bagian dari kebutuhan masyarakat. Selain itu, program ini katanya dapat bersifat pilot project terlebih dahulu dan menjadi contoh bagi daerah lain. “Kita betul-betul mempersiapkan program ini, karena bersifat pilot project harus ada PIC dan contact person di masing-masing masjid,” jelasnya. (SR)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *