SUMBAWA BARAT, SR (26/07/2018)
Omal Sapa adalah sebuah Dusun di Desa Mantar Kecamatan Poto Tano. Selain jauh dari akses perkotaan, angka putus sekolah di daerah terpencil tersebut sangat tinggi. Hal ini diakui Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Sumbawa Barat, Drs. Tajudin kepada SAMAWAREA, Kamis (26/7). Ia mengatakan dari hasil pantauan di lapangan bahwa di Dusun Omal Sapa Desa Mantar Kecamatan Poto Tano angka putus sekolah sangat tinggi sekali. Setiap tahunnya siswa yang lanjut pendidikan dari SD ke SMP hanya berkisar 30%. Jumlah siswa paling banyak hanya 10 orang dalam satu kelas. Sedangkan yang melanjutkan pendidikan yang lanjut hanya 3 orang. Demikian dari SMP, itupun sangat sedikit yang melanjutkan di jenjang SMA.
Ada berbagai faktor yang membuat anak di Omal Sapa tidak ingin sekolah. Yakni tidak ada biaya. Rata-rata penghasilan masyarakat petani jangung yang mengandalkan air tadah hujan. Setiap tahunnya hanya bisa maksimal sekali untuk tanam jagung. Demikian dengan lokasi sekolah lanjutan, cukup jauh. Lokasi Omal Sapa cukup jauh sekitar 5 kilometer dari jalan raya. Dengan kondisi jalan yang belum memadai, tidak ada transportasi umum. Yang bisa lanjut hanya siswa yang mempunyai kendaraan sendiri, sedangkan di Omal Sapa tingkat ekonomi masyarakatnya menengah ke bawah. Mereka harus bekerja membantu orangtuanya di sawah atau ternak sapi. Di samping itu kurangnya dukungan dari orang tua. Karena masyarakat Omal Sapa pendidikannya hanya rata rata SD bahkan ada yang tidak sekolah. “Melihat kondisi ini kami dari pemerintah daerah untuk menekan angka putus sekolah akan mengadakan transportasi khusus Dusun Omal Sapa, yang bekerjasama dengan sekolah tujuan siswa. Jadi kendaraannya dari kami sampai dengan perawatan dan biaya oprasionalnnya tapi yang mengoperasikan dari pihak sekolah,” jelasnya.
Ia berharap tahun ini semua siswa tamatan SD harus lanjut 100%. Ini salah satu upaya pemerintah daerah untuk membantu masyarakat agar mendapat pendidikan yang layak.
Tajudin juga meminta pihak desa harus ikut andil untuk kesejahteraan masyarakatnya, karena dana desa begitu banyak, dan kondisi Omal Sapa sangat memprihatinkan. “Harus mendapat perhatian khusus seharusnya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakatnya,” pungkas Tajuddin. (HEN/SR)