Pasebaya Agung Turun Gunung Tenangkan Warga KRB

oleh -235 Dilihat

KARANGASEM, SR (02/07/2018)

Relawan Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) Gunung Agung gencar turun ke lapangan melakukan sosialisasi perkembangan aktivitas erupsi. “Upaya itu untuk memberikan kepastian dan ketenangan terhadap masyarakat yang ada dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III,” kata Ketua Pasebaya Agung I Gede Pawana didampingi Humas Pasebaya Agung I Nyoman Eka Semara Putra di Karangasem, Senin (2/7). Hal itu disampaikan usai menerima laporan erupsi Gunung Agung, Bali pada tanggal 02 Juli 2018 pukul 06:19 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 2.000 m di atas puncak (± 5.142 m di atas permukaan laut).

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 18 mm dan durasi ± 3 menit 47 detik. Ia bersama Sekretaris Pasebaya I Wayan Suara mengatakan, warga dalam 28 desa lingkar KRB kini tidak ada yang panik menghadapi situasi erupsi Gunung Agung yang meletus berturut-turut sejak tanggal 27 Juni lalu. Warga yang merasa kurang aman terhadap aktivitas Gunung Agung yang mengeluarkan abu vulkanik termasuk dentuman suara yang besar. Mereka dengan penuh kesadaran memilih mengungsi dan menjauhi puncak Gunung Agung. Data pengungsi hingga hari ini sebanyak 124 jiwa dari 33 Kepala Keluarga (KK). Relawan Pasebaya selalu siaga selama 24 jam, bahkan melalukan pemantauan langsung ke lapangan di kaki Gunung Agung di kawasan Sogra (Selat), Temukus (Rendang), Ban (Kubu). “Kami turun mendatangi masyarakat untuk memberikan rasa aman, sehingga mereka tidak panik,” ungkapnya.

Baca Juga  Tidak Ada Peminat, Pengadaan 15 Unit Trail Gagal Tender

Bahkan baru saja terjadi erupsi pukul 13:11 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 m di atas puncak (± 3.642 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya dan barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 15 mm dan durasi ± 3 menit 11 detik. Untuk itu, pihaknya meminta masyarakat agar tetap tenang dan selalu monitor perkembangan aktivitas Gunung Agung yanv masih bertatus Siaga (Level III) melalui sumber informasi yang terjamin. Begitu juga aparat terkait agar sigap merespon perkembangan yang terjadi untuk mengantisipasi hal-hal yang kurang baik.

Sementara itu, Ir. Kasbani, M.Sc dari Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi, Kementerian ESDM mengatakan berdasarkan analisis data secara komprehensif dan dengan mempertimbangkan potensi bahayanya, maka aktivitas Gunung Agung masih berada di Level 3 (Siaga). Dalam status siaga ini Ia menghimbau masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di dalam area kawah dan seluruh area di dalam radius 4 km. Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan yang paling aktual. Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung. Mengingat masih adanya potensi ancaman bahaya abu vulkanik dan mengingat bahwa abu vulkanik dapat mengakibatkan gangguan pernapasan akut (ISPA) pada manusia, maka diharapkan seluruh masyarakat, utamanya yang bermukim di sekitar Gunung Agung senantiasa menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun pelindung mata sebagai upaya antisipasi potensi ancaman bahaya abu vulkanik.

Baca Juga  Safari Ramadhan, Amman Mineral Berbagi dengan 72 Anak Kurang Mampu

Selain itu pemerintah daerah, BNPB dan instansi/lembaga terkait lainnya agar terus menjaga komunikasi di antara pihak-pihak terkait mitigasi bencana letusan Gunung Agung sehingga proses diseminasi informasi yang rutin dan cepat dapat terus terselenggara dengan baik. Seluruh pemangku kepentingan di sektor penerbangan agar tetap mengikuti perkembangan aktivitas Gunung Agung secara rutin karena data pengamatan dapat secara cepat berubah sehingga upaya-upaya preventif untuk menjamin keselamatan udara dapat dilakukan. Terakhir, seluruh pihak agar tetap menjaga kondusivitas suasana di Pulau Bali, tidak menyebarkan berita bohong (hoax) dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Agung yang tidak jelas sumbernya. (SR)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *