SUMBAWA BESAR, SR (29/01/2017)
Universitas Samawa (UNSA) menjadi sasaran demo sekelompok pemuda yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Selatan Sumbawa (HMSS) dan Angin Serusak Rebong (Aser), Minggu (29/1). Pasalnya kampus tersebut menjadi lokasi seleksi karyawan PT. Samawa Juta Raya (SJR). Aksi yang mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian ini mempertanyakan proses rekrutmen yang diduga sarat titipan. Karena tidak berhasil menemui manager perusahaan tambang yang beroperasi di Kecamatan Lantung ini, massa pun membubarkan diri.
Khairuddin—perwakilan massa meminta perusahaan menutup akses jalan dari wilayah Labangka dan tetap mempertahankan akses Lantung-Ropang. Hal ini mengingat wilayah operasi PT. SJR berada di Kecamatan Lantung. Joker—akrab Khairuddin disapa, juga meminta perusahaan untuk merevisi kebijakannya terkait perekrutan tenaga kerja. Sebab, proses perekrutan ini dinilai tidak jelas apakah mereka yang lulus bekerja di SJR atau PT PAMA.
Selain itu proses rekrutmen ini dinilai mengadu domba masyarakat. Dari ribuan calon tenaga kerja yang mengikuti seleksi, hanya 47 orang yang diterima bekerja. Terlebih lagi rekrument kental dengan “titipan”. ‘’Itu cukup dari titipan orang-orang yang berkepentingan saja sudah habis jatahnya. Jadi yang ikut tes ini hanya menguras otak dan bentuk pembodohan,” teriaknya.
Bukan hanya soal rekrutmen tenaga kerja, massa juga meminta pemerintah meninjau penggunaan BBM oleh PT SJR. Karena disinyalir BBM yang digunakan BBM bersubsidi. Demikian dengan izin perusahaan juga harus ditinjau agar ada kejelasan mengenai operasional perusahaan tambang ini.
Humas PT SJR, Lukman Mubarak yang ditemui terpisah, mengaku sudah menyampaikan kepada massa bahwa akses Lantung-Ropang tetap digunakan oleh perusahaan. Mengenai proses perekrutan, dia membantah ada “titipan”. Dia menjamin proses perekrutan sangat professional tidak ada titipan siapapun. “Kami mencoba mengajak teman-teman untuk mengikuti tes seperti ini agar yang nilainya terbaik yang akan dipilih,” tegas Barak, sapaannya.
Mengenai sinyalemen operasional SJR menggunakan BBM bersubsidi, juga dibantah Barak. Pihaknya membeli BBM non-subsidi di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Badas. Menyangkut izin, PT. SJR sudah sangat lengkap. (JEN/SR)