SUMBAWA BESAR, SR (25/01/2016)
Sedikitnya 78 ekor kuda terbaik lolos pada babak final pacuan kuda dalam rangka menyambut pelaksanaan ASEAN University Youth Summit (AUYS) 2016. Lolosnya sejumlah kuda ini setelah berhasil menjadi yang tercepat di kelasnya masing-masing. Sebelumnya, pada hari kedua, Senin (25/1), sebanyak 109 ekor kuda yang lolos babak penyisihan kembali diperlombakan. Kuda-kuda ini terbagi dalam 22 ren yang bersaing menjadi kampium di arena Pacuan Angin Laut, Desa Penyaring, Kecamatan Moyo Utara, Sumbawa. Persaingan di babak ini sangat ketat. Tak heran jika hari kedua ini dinilai lebih seru dibandingkan dengan hari pertama, Minggu (24/1) kemarin.
Kemeriahan di arena pacuan milik Dr Zulkiflimansyah ini terlihat saat kuda pacu dilepas dari box star. Suara teriakan dari tribun utama membahana memberikan semangat di tengah persaingan sengit antara kuda yang ingin merebut tiket ke babak final. Pada ren pertama Kelas Pemula, Cita-citata tak terkejar. Kuda pacu milik Adinda Karang Cemes ini mampu mempecundangi pesaingnya, Kejar Untung yang finish di posisi kedua. Pada Ren Kedua, Siha Malaysia milik A Wahid Sernu keluar sebagai juara disusul Gotik dan Romusa pada urutan kedua dan tiga. Memasuki kelas TK pada ren pertama, Depe milik Opick lebih awal mencapai garis finish unggul dari Mega Ria dan Tores. Berlanjut ke Ren II Dewi Sartika milik Opick Desa Baru unggul dari kuda lainnya. Kuda berbulu monca ini meninggalkan Maradona milik H Ilham Banjarmasin dan Pangeran milik Arif Berare yang mengekor di belakang. Pertarungan sengit terjadi pada Kelas Tunas A. Enam Ekor kuda saling mendahului untuk memperebutkan posisi pertama. Namun pada tikungan akhir Selang S mulai mengambil posisi terdepan hingga mampu mencapai finish, disusul Bintang Lokasi dan Putra Anugrah. Sejumlah kuda langganan juara lainnya melaju mulus ke babak final seperti Payung Mas, Barongsai, dan Asoka. Pada acara puncak (babak final) yang digelar Selasa (26/1) besok, peserta ASEAN University Youth Summit (AUYS) 2016 dari berbagai negara dijadwalkan akan hadir.

Inisiator sekaligus Pemilik Arena, Dr H Zulkiflimansyah M.Sc mengungkapkan Maen Jaran ini salah satu rangkaian kegiatan menyambut mahasiswa peserta AUYS 2016, yang kebetulan Sumbawa menjadi tuan rumah dan UTS sebagai penyelenggara. Maen Jaran merupakan salah satu kegiatan yang pas dalam memperkenalkan budaya Sumbawa kepada para peserta AUYS. Sebab keunikan dari daerah Sumbawa ini adalah budayanya. “Maen Jaran inilah salah satu budaya yang akan kami perkenalkan kepada para tamu,” kata Doktor Zul—akrab ia disapa.
Kebudayaan harus tetap dilestarikan. Salah satu caranya dengan intens menyelenggarakan suatu kegiatan, serta memperkenalkan budaya itu kepada tamu dari luar. Maen Jaran Sumbawa berbeda dengan Maen Jaran di daerah lain. Hal itu terlihat dari para joki yang menunggangi kuda. Main Jaran di Sumbawa menggunakan joki cilik yang berumur 6-10 tahun sehingga menjadi keunikan yang membedakannya. (JEN/SR)