Pacuan Kuda Ajang Dekatkan Pemimpin dan Rakyatnya

oleh -218 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (26/10/2015)

Perlombaan Pacuan Kuda Danrem Cup 2015 di Kerato Angin Laut Desa Penyaring Kecamatan Moyo Utara, sukses digelar. Selain melahirkan kuda juara dan hiburan bagi masyarakat, juga memberikan multiplier effect bagi geliatnya perekonomian setempat. Sejumlah pedagang kecil memperoleh pendapatan, seniman dan budayawan memiliki wadah untuk mengekspresikan bakatnya karena pada malam hari digelar pentas seni dan budaya, dan masyarakat memiliki destinasi untuk dinikmati.

Tokoh Nasional sekaligus pemilik Kerato Angin Laut, Dr H Zulkieflimansyah M.Sc mengatakan, event rutin dilaksanakan di Sumbawa, dalam dua kali setahun. Kegiatan ini sengaja dilaksanakan pada Bulan Oktober karena masyarakat pasca panen membutuhkan tempat bereksopresi. “Saya kira puncak dari jerih payah mereka saat panen dan memelihara tanamannya, biasanya disyukuri dengan menggelar pacuan kuda dan barapan kebo. Sengaja kami buat event ini sebagus mungkin dengan harapan agar kegiatan seperti ini terus berlanjut dan lebih semarak di masa akan datang,” kata Doktor Zul—sapaan akrab inisiator event ini.

Baca Juga  PTNNT Bantah Buang Limbah ke Laut

Paling penting dari kegiatan ini adalah bisa mendekatkan pemimpin dengan rakyatnya. Biasanya watak asli masyarakat bisa dipotret dari prilaku mereka di arena pacuan kuda. Bagaimana sportifitas, semangat untuk menang, dan kesabaran untuk menerima kekalahan. Karenanya siapa yang memimpin Sumbawa ke depan diharapkan kegiatan pacuan kuda ini bisa dilakukan dengan lebih baik lagi. Karena adanya pacuan seperti ini masyarakat memiliki kanal untuk menyalurkan energinya sehingga tidak diarahkan untuk hal-hal yang sifatnya kontraproduktif atau destruktif. “Mereka bisa berteriak, marah-marah di sini, menumpahkan semua emosinya, setelah itu tidak ada lagi emosi berlebih untuk hal-hal yang tidak perlu,” ujarnya.

Selain itu setiap malam di arena pacuan ini digelar kegiatan seni dan budaya. Ini pasarnya beda, dan luar biasa semaraknya. “Mestinya Pemda melihat ini karena kalau sampai dihadiri ratusan atau ribuan orang dengan mereka menemukan satu tempat liburan baru, ini sangat luar biasa,” katanya.

Untuk diketahui, pacuan kuda ini mendatangkan banyak turis domestik. Turis itu tidak harus bule yang jumlahnya tidak seberapa. Turis domesti tidak kalah pentingnya, yang harusnya diperlakukan sama dengan turis bule yang ketika datang disambut sangat berlebihan, dikalungi bunga dan ucapan selamat datang. Padahal turis domestic ini mungkin lebih banyak uangnya daripada turis bule. “Turis domestic sangat potensial dalam memberikan multiplier effect terhadap ekonomi lokal. Kan tidak lucu tamu dari Bima, Dompu, KSB, Lombok, Bali, Banjarmasin, Kalimantan, Papua, NTT dan Jakarta maupun para pecinta kuda datang ke sini diambut malam yang gelap seperti kuburan. Untuk itu kita bikin semarak dengan menggelar berbagai macam atraksi seni dan b budaya yang ditandai dengan pelepasan ribuan lampion dan sebagainya,” ungkap Doktor Zul. Seharusnya ini tugas Pemda bagaimana mengentertain rakyatnya sendiri dengan menggunakan fasilitas yang sudah ada, sehingga event seperti ini mampu mengangkat bukan hanya nama Sumbawa, tapi juga berimplikasi terhadap ekonomi peternakan, pertanian dan lain-lain. (JEN/SR)

rokok pilkada NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *