SUMBAWA BESAR, SR (28/10/2015)
Pemerintah Kabupaten Sumbawa melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat menggelar Sosialisasi dan Workshop Perencanaan Tekhnis Tingkat Kabupaten di Aula Hotel Dewi Sumbawa, Rabu (28/10).
Sekretaris Dinas Kesehatan setempat, Junaidi A.Pt.,M.Si melaporkan, stunting atau kejadian anak bertubuh pendek adalah salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Stunting merupakan akumulasi permasalahan kekurangan gizi yang berlangsung secara kronik. Disebutkan kronik karena berlangsung sejak lama yang memungkinkan terjadi saat dalam kandungan bahkan mungkin jauh sebelum seorang ibu mengalami kehamilan. Permasalahn gizi (yang terakumulasi dalam wujud stunting) adalah muara dari berbagai macam persoalan sosial seperti pola asuh, pendidikan, lingkungan yang tidak sehat, ekonomi kemiskinan, budaya, bahkan politik dan keamanan sekalipun yang terjadi di masyarakat. Kegiatan sosialisasi tersebut bertujuan untuk mensosialisasikan tentang permasalahan stunting (pertumbuhan badan pendek) serta kaitannya dengan intervensi penurunan stunting dari aspek pengendalian penyakit menular dan penyehatan lingkungan. Mensosialisasikan strategi pemicuan sebagai upaya pendekatan sanitasi total berbasis masyarakat untuk perubahan perilaku kesehatan, mensosialisasikan berbagai potensi yang ada di pemerintahan dan masyarakat untuk penurunan stunting dari aspek pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan dan menyusun rencana kerja tingkat kecamatan untuk penurunan stunting dari aspek pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan. Kegiatan ini diikuti camat, PPK Kecamatan, Kepala Puskesmas, Sanitarian, pengelola PNPM GSC di Kecamatan, serta panitia unsur lintas program/sektoral di Kabupaten Sumbawa.
Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan Lalu Suharmadji K, ST.,MT yang membacakan sambutan Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa menyampaikan ada beberapa penyakit yang dapat menggangu penyerapan unsur gizi di dalam tubuh yaitu diare, cacingan, TBC, dan lainnya. Penyakit-penyakit tersebut ternyata bersumber pada lingkungan yang tidak bersih dan tidak sehat. Disepakati bersama bahwa untuk mengurangi angka stuting, semua unsur harus bersinergi dan saling bahu membahu menggunakan semua potensi yang dimiliki. Cukup banyak anggaran yang diluncurkan pemerintah untuk bidang kesehatan, mulai dari APBN (BOK dan DAK), APBD Provinsi , APBD Kabupaten, program PNPM GSC, PAMSIMAS, dan lain-lain. Hingga sekarang ada juga dukungan dari MCA-I (Millenium Challenge Account–Indonesia) yang merupakan program kerjasama pemerintah Indonesia dengan Amerika.
Poin penting yang harus dilakukan adalah menyusun strategi upaya penurunan stuting, dan menyusun rencana kegiatan secara baik. Harapannya, kepada semua peserta workshop, agar pertemuan ini digunakan sebaik-baiknya untuk mewujudkan karya nyata khususnya dalam hal kesehatan kepada Kabupaten Sumbawa. (JEN/SR)