Sumbawa Besar, SR (05/06)
Keberadaan SPBU Lape di Kecamatan Lape, akhir-akhir ini menimbulkan persoalan. Hal ini terjadi karena pelayanan BBM bersubsidi terutama solar, tanpa disertai rekomendasi. Akibatnya banyak warga terutama petani yang tidak mendapatkan BBM. Demikian diungkapkan Camat setempat, Lukman AR S.Sos saat ditemui di Kantor Bupati Sumbawa, Rabu (4/6).
Menurut Lukman—akrab mantan Camat Lunyuk dan Ropang ini disapa, bebasnya pengambilan BBM bersubsidi tanpa rekom ini berawal dari peluang yang diberikan SPBU setempat. Pihak SPBU yang merasa terintimidasi terpaksa melayani beberapa kelompok yang menganggap dirinya berpengaruh, meski pengambilan BBM itu tanpa rekomendasi dari instansi terkait. Kenyataan ini membuat kelompok lainnya bereaksi dan menuntut hak yang sama. “Jadi rekomendasi tidak berlaku lagi, semua menjadi bebas mengambil solar di SPBU,” tukas Lukman.
Yang menjadi persoalan, para petani terutama di wilayah Lape yang datang membeli BBM menggunakan jirigen untuk keperluan tanam, tidak terlayani. Padahal menurut petani, SPBU berada di Lape, justru mereka tidak mendapatkan manfaatnya. “Para petani ini menginginkan sebaiknya SPBU tidak ada, karena tidak memberikan manfaat kepada mereka,” ungkap Camat.
Untuk membantu petani mendapatkan BBM, Camat mengaku tidak memiliki kewenangan lagi mengeluarkan rekomendasi menyusul adanya Peraturan Bupati.
Guna menyudahi pengambilan BBM tanpa rekom di SPBU Lape, Camat Lukman mengaku cukup kesulitan. Menurutnya harus ada gerakan tim gabungan dari beberapa unsure seperti kepolisian, TNI, kecamatan, Dinas Pertambangan. Namun aktivitas tim gabungan ini terkendala dana, karena harus sepanjang waktu standby di SPBU untuk mengecek dan menertibkan pengambilan BBM tanpa rekom.
Di satu sisi, jika keadaan ini terus dibiarkan dan tak terkendali akan berpotensi terjadinya kerawanan keamanan. Daripada mendatangkan mudharat, Camat berpendapat SPBU sebaiknya ditutup. “Harusnya keberadaan SPBU untuk menyelesaikan masalah, justru menimbulkan masalah,” tandasnya.
Menanggapi hal itu, Musher selaku Pemilik SPBU Lape, membantah terjadinya persoalan di SPBU-nya dan pengambilan BBM memakai drum tetap menggunakan rekomendasi. “Tetap tertib tidak ada masalah, dan semua pengambilan menggunakan drum memakai rekom. Petugas kepolisian tetap ada melakukan pengecekan,” kata Musher.
Hanya diakui Musher, jatah per rekom dibatasi, yakni 1-2 drum per rekomendasi. Hal ini dilakukan karena jatah BBM terutama solar dari Pertamina untuk SPBU Lape dikurangi. Senin, Rabu dan Jumat yang biasanya 15 KL menjadi 10 KL, kemudian Selasa dan Kamis yang biasanya 10 KL dikurangi menjadi 5 KL, serta Sabtu 25 KL menjadi 15 KL. Musher tak menampik tingginya kebutuhan masyarakat terhadap BBM dalam beberapa bulan ini terutama para petani, karena memasuki musim tanam dan pengangkutan hasil pertanian. “Kebutuhan banyak, tapi kami hanya bisa memberi sedikit,” ujarnya.
Karenanya dia berharap masyarakat dapat memahami kondisi tersebut. Demikian dengan persoalan rekomendasi menjadi ranah instansi terkait, sedangkan SPBU hanya bersifat melayani tanpa melanggar aturan. (*)