Diduga Bermotif Politik
Sumbawa Besar, SR (23/05)
Kediaman Muslimin di lingkungan PPN Bukit Permai, Kelurahan Seketeng, Kecamatan Sumbawa, dihujani batu, tadi malam sekitar pukul 21.30 Wita.
Kaca jendela dan atap rumah hancur berantakan. Beruntung 8 penghuni rumah termasuk Sekdes Songkar dan bayi berumur 6 bulan tidak terluka. Mereka berlindung di sebuah kamar yang jauh dari jangkauan serangan sekelompok orang. Kondisi pun terkendali setelah puluhan aparat kepolisian yang dipimpin langsung Kapolres Sumbawa AKBP Karsiman SIK MM tiba di lokasi. Para penghuni rumah yang diliputi kepanikan ini berhasil dievakuasi dan kini diamankan sementara di salah satu ruangan Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Sumbawa.
Hana—istri Muslimin yang ditemui SR menuturkan, sebelum adanya serangan itu, dia sempat didatangi sekelompok orang dan beberapa di antaranya sangat dikenal karena warga lingkungan setempat. Mereka datang mencari suaminya, Muslimin, dan mengancam akan membunuhnya. Tentu saja kehadiran orang dengan wajah tidak bersahabat ini membuatnya ketakutan. “Karena merasa ada yang tidak beres, saya menghubungi bapak saya, memintanya datang,” kata Hana.
Ia mengaku suaminya berada di Jakarta sedang mengurus proses gugatan kecurangan pemilu di Mahkamah Konstitusi (MK). “Saya tidak tahu apa masalahnya mereka datang ke rumah. Mereka hanya mencari suami saya,” ujarnya sambil terisak.
Selang beberapa saat atau sepeninggal sekelompok orang itu, tanpa diduga hujan batu menimpa rumahnya. Para penghuni kalang kabut berusaha berlindung. “Saya hanya memikirkan keselamatan bayi saya. Saya memeluknya dengan erat agar tidak terkena lemparan atau pecahan genteng dan kaca yang tertimpa batu,” katanya.
Sementara Ahmad HD—Sekdes Songkar yang kebetulan keluarga korban, mengaku saat kejadian dia di dalam rumah. Dan hampir tiap dia dan keluarga lainnya datang ke rumah itu untuk menemani Hana bersama anaknya yang ditinggal ke Jakarta oleh suaminya. “Kami sebagai keluarga datang untuk ramaikan rumah itu, karena sebagian besar penghuninya perempuan dan anak-anak,” kata Ahmad.
Penyerangan itu diduga Ahmad, berkaitan dengan Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 lalu. Rumah yang diserang itu sempat dijadikan Sekretariat Ampetas (Aliansi Masyarakat Peduli Tana Samawa) yang selama ini gencar menggelar aksi pengungkapan kecurangan pemilu. Apalagi Muslimin—penghuni rumah yang sekarang berada di Jakarta merupakan Sekretaris Ampetas.
Dan yang datang menyerang diduga kuat simpatisan caleg tertentu. “Kami tidak tahu pasti apa motifnya, tapi kami duga ada kaitan dengan perjuangan Tikam (panggilan Muslimin) mengungkap dugaan kecurangan pemilu,” tandasnya.
Ia berharap polisi dapat mengusut tuntas kasus ini sehingga dapat diketahui hal yang melatarbelakangi terjadi peristiwa tersebut.
Sementara itu Kapolres Sumbawa, AKBP Karsiman SIK MM, belum berhasil dikonfirmasi. Sebab hingga berita ini naik cetak, perwira dengan dua melati di pundak itu masih berada di lokasi, untuk menetralisir situasi. (*)