Wujudkan Agrovoltaic di PLTS Terbesar Indonesia, UTS dan MedcoEnergi Siap Berkolaborasi

oleh -681 Dilihat

SUMBAWA BARAT, samawarea.com (8 September 2022)–Indonesia sangat diuntungkan dengan letak geografisnya yang berada di garis khatulistiwa untuk memanfaatkan berbagai sumber daya alam yang ada seperti misalnya sinar matahari sebagai pasokan energi.

Saat ini dunia sedang menghadapi ancaman perubahan iklim dan ledakan populasi manusia. Diprediksi emisi gas rumah kaca dunia akan meningkat 50% pada tahun 2050 jika tidak melakukan transisi ke energi bersih. Keprihatinan ini mendorong berbagai upaya bersama dari berbagai pihak baik pemerintah, pelaku usaha, dunia pendidikan, praktisi dan lainnya, untuk mencari solusi terbaik.

Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) sejauh ini telah menunjukan keseriusan dalam upaya menciptakan solusi terkait isu lingkungan dan lainnya.

Rabu (7/9/2022) kemarin, UTS melakukan kunjungan kerja ke PT Medco Energi Power di Kecamatan Sekongkang Kabupaten Sumbawa Barat. Dalam kunjungan itu, Rektor UTS Chairul Hudaya Ph.D didampingi Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Chairul Anam Afgani, MP, Ketua Prodi Teknik Lingkungan Syamsul Hidayat, S.Si., M.Si., Ketua Prodi Teknik Elektro Indra Darmawan, M.Eng, Nurul Amri Komarudin, S.Si., M.Si., dan Kepala UPT Olat Maras Training Center (OMTC) Rudi Masniadi ME, diterima langsung Manager Power Plant MedcoEnergi, Ishom Subkhan beserta jajarannya.

Kunjungan tersebut bertujuan untuk memenuhi undangan dari MedcoEnergi yang ingin berkolaborasi dengan UTS. Dalam kesempatan itu juga UTS mengunjungi PLTS milik PT MedcoEnergi yang berada di kawasan tambang PT AMNT. PLTS tersebut yang terbesar di Indonesia dengan kapasitas energi 26.8MWp.

Baca Juga  HIPMI Siap Fasilitasi Pemda Soal Maskapai Penerbangan

UTS diminta untuk mengkaji adanya kemungkinan pemanfaatan lahan 26 ha milik PLTS dengan menggunakan konsep agrovoltaic. Agrivoltaic sendiri adalah sebuah sistem simbiosis mutualisme antara pertanian dan pembangkit energi tenaga surya.

Dalam diskusi kedua belah pihak, Chairul Anam mempresentasikan ide agrovoltaic yang akan diusung UTS. Dikatakan Anam, bahwa hasil pertanian di Kabupaten Sumbawa Barat memiliki potensi yang besar dan memiliki peluang. Namun, wilayah yang masyarakatnya didominasi oleh petani masih berada pada standar kemiskinan.

rokok

Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar hasil pertanian mereka gagal panen atau dijual dalam bentuk non olahan sehingga tidak memberikan nilai tambah bagi petani bersangkutan. Sebagian besar petani di wilayah KSB merupakan petani skala kecil.

Karena itu, upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani merupakan program yang mendesak untuk dilakukan. Salah satu bentuk kegiatan yang dapat diterapkan adalah melalui rekomendasi varietas tanaman pertanian yang berpotensi untuk ditanam pada sistem agrovoltaics di Sekongkang, KSB.

“Kegiatan semacam ini akan berhasil baik jika didukung oleh tingkat partisipasi masyarakat, pemerintah dan swasta yang tinggi,” ujar Anam.

Lebih lanjut Ia menjelaskan, agrovoltaic merupakan konsep pemanfaatan lahan dengan menggabungkan kegiatan pertanian dengan produksi energi listrik dari PLTS/Solar PV (agriculture + photovoltaics). KSB memiliki kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas energi sebesar 26.8 MWp.

Baca Juga  Rebut Perak O2SN Nasional, Prestasi Ahmad Lean Zaini Dipuji

Adanya potensi energi surya tersebut serta luasnya lahan yang masih belum dikelola, maka wilayah sekongkang, KSB ini memiliki potensi yang cukup besar untuk dilakukan pengelolaan lahan dengan sistem Agrovoltaics. Tujuan dari pemanfaatan lahan dengan sistem agrovoltaic ini agar energi bersih tetap didapatkan dan kebutuhan pangan tercukupi.

Menurutnya, Kabupaten Sumbawa Barat berpotensi menerapkan konsep agrovoltaic karena memiliki lahan pertanian atau perbukitan (Omal) yang luas, sehingga potensinya sangat besar untuk pengembamgannya. Jenis tanaman pangan yang dapat diterapkan di antaranya semangka, sawi, kacang tanah, kacang hijau, ubi dan beberapa tanaman lainnya.

“Keberhasilan sistem agrovolataic dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan pangan dan energi bersih dipengaruhi oleh banyak faktor keberhasilan, seperti adanya kerjasama dari berbagai sektor, antara lain tingkat partisipasi masyarakat lokal atau mitra petani, pihak akademisi, swasta dan pemerintah, yang melakukan regulasi serta fasilitasi kegiatan pembangunan. Tentu kita mengharapkan perubahan kehidupan masyarakat yang lebih baik melalui program ini,” pintanya.

Rektor UTS, Chairul Hudaya, Ph.D mengatakan, UTS sebagai institusi pendidikan tentunya memiliki SDM khususnya dosen dan mahasiswa yang memiliki bidang keahlian dan riset di bidang pertanian sehingga pengetahuan-pengetahuan tersebut bisa langsung diaplikasikan pada program ini untuk memenuhi kebutuhan pangan sekaligus kebutuhan energi.

“Terima kasih kepada PT MedcoEnergi yang telah memberikan UTS kesempatan berkolaborasi dalam mengimplementasikan program agrovoltaic ini,” ucapnya. (SR)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *