MXGP SAMOTA SUMBAWA : STRATEGI MENGATASI KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR WILAYAH DI NTB

oleh -158 Dilihat

Oleh : Dedy Heriwibowo

“Sumbawa Dapat Apa?”. Ungkapan ini sempat viral dan menjadi perdebatan publik pasca perhelatan WSBK Bulan November 2021 lalu. Mungkin wajar saja pertanyaan vulgar tersebut diungkapkan, meskipun tidak semua orang setuju. Bagi teknokrat seperti kami di pemerintahan, berusaha untuk membacanya sebagai sebuah tanda, apa yang sedang dirasakan masyarakat dan menjadi harapan publik. Wajar saja, karena sedemikian heboh dan dahsyatnya economic impact perheletan kuda besi di arena balap Mandalika 19-21 November lalu. Belum lagi jika bicara country image dan media value, keliatanya apa yang dikeluarkan pemerintah untuk melakukan pembangunan di Mandalika dan sekitarnya sangatlah worth it dalam bahasa nitizen.

Cuman ternyata ada hal lain yang saya tangkap dari Pak Gubernur NTB, Bang Zul. Ungkapan “Sumbawa Dapat Apa?” beliau tangkap sebagai signal yang cukup jelas dalam membaca akan terjadi masalah lain bila tidak segera dilakukan langkah-langkah esktra ordinary untuk mengatasinya. Bayangkan saja, dengan adanya Mandalika beserta beberapa even yang telah terselenggara, dan berpuluh-puluh even lain yang nantinya akan menjadi agenda rutin selama beberapa tahun ke depan, akan terjadi akselerasi yang luar biasa dalam pembangunan di Pulau Lombok. Lihat saja sekarang, dalam waktu yang relative singkat Jalan Bypass BIL-Mandalika yang mencapai 17 kilometer dengan anggaran Rp704 miliar digelontorkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum.

Begitu juga berbagai saran dan prasarana pendukung dalam Kawasan KEK Mandalika. ITDC selaku pengelola dalam waktu relative singkat dapat menggandeng investor untuk membangun hotel bertaraf internasional di Kawasan tersebut. Pemerintah pusat, Provinsi NTB dan juga Pemkab Lombok Tengah juga bekerja ekstra keras menyiapkan berbagai infrastruktur pendukung di luar kawasan, pelabuhan laut di tingkatkan kelasnya, run way bandar udara BIZAM diperpanjang, rumah sakit internasional dibangun, penyiapan akomodasi, transportasi, air bersih, telekomunikasi hingga produk-produk UMKM.

Baca Juga  Disiplin Protokol Covid Belum Maksimal, Semua Level Harus Bersinergi

Semua orang yang merasa berkepentingan akan berusaha memaksimalkan dampak ekonomi yang dibawa oleh even-even akan terselenggaran di Mandalika. Bahkan saat ini, kurang dari tiga bulan penyelenggaraan MotoGP geliat ekonomi khususnya di Pulau Lombok sudah mulai terasa. Hotel dan restoran mulai full booking. Bahkan kuota 900 tiket Premier Class untuk menonton MotoGP selama tiga hari pada 18-20 Maret 2022 dengan harga Rp 15 juta, hanya beberapa jam dibuka langsung habis terjual. Singkatnya, semua kita sepakat bahwa KEK Mandalika telah menjadi prime mover ditengah kelesuan ekonomi yang kita rasakan dalam dua tahun terakhir akibat Covid-19.

Semalam saya berkesempatan mendampingi Pak Gubernur dan Ibu Wakil Bupati Sumbawa dan menangkap semakin jelas background policy yang melatarbelakangi. Pemerintah Provinsi NTB rupanya ingin agar di Pulau Sumbawa juga dapat berlangsung even internasional seperti WSBK atau MotoGP. Mengambil pelajaran dari Mandalika, Pemerintah Provinsi berpandangan bahwa akselerasi pembangunan di Pulau Sumbawa akan dapat digenjot jika dihadirkan even internasional sekelas WSBK atau MotoGP. Dan pilihannya tersedia, itulah MXGP. Ajang motor cross kelas dunia.

Baca Juga  Kapolda NTB Disambut Hangat TGB Lalu Gede dan Hj Sitti Raihanun

Menghadirkan MXGP di Samota adalah strategi Pemerintah Provinsi untuk menciptakan keseimbangan pembangunan antara dua pulau besar di NTB. Pemerintahan Zul-Rohmi tidak ingin kesenjangan pembangunan antara Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa semakin melebar dengan kehadiran KEK Mandalika. Dan tentu, isu ini adalah salah satu isu besar pembangunan nasional: mengatasi ketimpangan pembangunan antar wilayah di Indonesia. Sebuah PR besar yang sedang ditangani oleh pemerintah saat ini. Dalam pidato pengukuhan guru besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Profesor Muhammad Fidaus mengutip hasil penelitian Lessman (2011), menyebutkan bahwa ketimpangan pembangunan antar wilayah di Indonesia menempati peringkat teratas di antara negara maju dan negara berkembang. Diperlukan berbagai strategi inisiatif baik pada level makro, level meso dan level mikro untuk mengatasinya.

Sekali lagi, kita sedang menyaksikan sebuah Langkah terobosan Pemerintahan Zul-Rohmi dalam berkhitmad mewujudkan NTB Gemilang. Pekerjaan menghadirkan even MXGP di Kawasan Samota Sumbawa memang buka perkara sederhana. Banyak pekerjaan yang harus disiapkan dalam waktu singkat. Namun semalam Pak Gubernur sekali lagi menyampaikan ungkapan favoritnya, _Where there’s a will there’s a way_. Wallahualam. DH.

*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi;
**) Saat ini menjabat Kepala Bagian Perekonomian Setda Kab. Sumbawa.

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *