Demo AMLS, Blokir Jalan, Sweeping dan Ancam Duduki Lokasi Tambang

oleh -174 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (12/12/2017)

Ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Lingkar Selatan (AMLS) menggelar aksi demontrasi. Dengan mengambil titik aksi di Simpang Boak Kecamatan Sumbawa, massa yang dipimpin Halim Perdana Kusuma selaku penanggungjawab dan Yon Maryono sebagai Koordinator Umum ini sempat menutup total jalan selama beberapa menit. Selain itu melakukan sweeping terhadap sejumlah kendaraan yang dicurigai milik PT Sumbawa Juta Raya dan PAMA—perusahaan tambang emas yang beroperasi di Kecamatan Ropang. Meski demikian aksi yang dikawal ketat aparat kepolisian ini berlangsung aman dan tertib. Selanjutnya massa melakukan konvoi setelah sempat mampir di DPRD Sumbawa untuk menyampaikan aspirasi.

Para orator Halim yang akrab disapa Rindu, Yon yang karib dipanggil Dion Datuasinmaja, Akhyar, Rauf dan Sukiman secara bergantian menyampai orasi. Menurut mereka aksi itu dilakukan karena kecewa dengan perusahaan tambang emas tersebut yang dinilai belum mampu mengakomodir tenaga kerja lokal. Hal ini menimbulkan kecemburuan sosial di tengah-tengah masyarakat yang tentunya akan berakibat pada terganggunya kondusifitas wilayah Sumbawa. Demi menjaga kondusifnya wilayah Sumbawa mereka akan menginventarisir tenaga kerja dari luar di Blok Pangulir—pusat basecamp PT SJR/PAMA. Sebab disinyalir banyak tenaga kerja yang disusupkan dari luar daerah. Bukan hanya tenaga kerja dari luar, pihaknya juga akan menginventarisir subkontraktor selaku rekanan perusahaan (PT SJR/PAMA) yang masuk tanpa adanya sosialisasi sesuai amanat undang-undang. Ada beberapa tuntutan yang disampaikan untuk disikapi pemerintah daerah maupun perusahaan tambang yang beroperasi di wilayah Sumbawa bagian selatan. Adalah menurunkan semua karyawan dari luar daerah, segera putuskan hubungan kerjasama dengan perusahaan sub kontraktor yang masuk tanpa adanya sosialisasi. Mendesak PT SJR/PAMA melakukan rekrutmen tenaga kerja dengan komposisi 70 persen lokal area dan 30 persen lokal Sumbawa. Tuntutan lainnya, meminta perusahaan menaikkan upah tenaga kerja lokal dan pekerja lokal, serta tidak dijadikan buruh kasar. Kemudian PT SJR/PAMA wajib memberdayakan pengusaha lokal. Jika tuntutan tersebut tidak direalisasikan, mereka akan memaksa perusahaan tersebut hengkang dari Sumbawa.

Baca Juga  Kapolres Dompu Sasar Purnawirawan dan Ponpes

Di bagian lain orator mengingatkan pemerintah daerah dan perusahaan bahwa aksi di Simpang Boak itu merupakan awal dari tindakan kongkrit masyarakat wilayah selatan. Sebab aksi lanjutan akan dilakukan Kamis, 14 Desember lusa langsung di lokasi tambang PT SJR/PAMA, tepatnya Blok Pangulir Kecamatan Ropang. “Kami rela mati syahid untuk memperjuangkan nasib rakyat Sumbawa,” tutup Rindu.

Sementara itu Anggota DPRD Sumbawa, Salamuddin Maula terlihat berada di tengah-tengah pengaksi. Bahkan Jalo–sapaan politisi PKS ini didaulat menyampaikan orasi. Menurutnya, perusahaan tambang manapun yang beroperasi di Kabupaten Sumbawa jika tidak memberikan konstribusi  yang besar bagi daerah dan masyarakat,  harus hengkang. “Kami siap bersama rakyat untuk memperjuangkan masalah ini. Kesejahteraan   rakyat Sumbawa adalah harga mati,” pungkasnya. (JEN/SR)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *