SUMBAWA BESAR, SR (17/03/2017)
Gagal panen dan gagal tanam selalu menjadi momok bagi petani. Sebab musibah akibat bencana alam itu selalu membawa kerugian. Untuk menanam kembali tak jarang petani terlilit hutang guna biaya operasional. Jika panen lagi bukan dimanfaatkan bagi kelangsungan hidupnya tapi untuk membayar hutang. Karenanya program asuransi pertanian dinilai sangat tepat dalam upaya membantu para petani tersebut. Ketika Mengingat pentingnya asuransi pertanian ini, Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa terus mendorong petani untuk masuk program dimaksud. Namun minat petani masih rendah. “Petani yang mengasuransikan lahan pertaniannya terbilang rendah, baru di Alas dan Alas Barat,” kata Kadis Pertanian Sumbawa, Tarunawan S.Sos SP, Jumat (17/3).
Ia akan menggiatkan sosialisasi berharap pada tahun ini jumlah petani yang masuk asuransi pertanian meningkat. Sebab program asuransi tersebut dinilai sangat penting. Sudah banyak kasus seperti banjir bandang yang menerjang lahan pertanian di Moyo Utara pada bulan lalu. sebanyak 2.231 hektar lahan gagal panen alias puso. “Semoga musibah ini menyadarkan petani betapa pentingnya asuransi. Seandainya mereka masuk asuransi maka kerugian dari gagal panen bisa tertanggulangi,” ujar Tarunawan.
Untuk masuk asuransi jelas mantan Kepala BMP-PD ini, harus ada kelompok. Semua petani di Sumbawa sudah ada kelompok taninya sehingga persyaratan itu tidak menjadi kendala. Dalam membayar asuransi ini petani mendapat subsidi dari pemerintah. Petani hanya diwajibkan membayar Rp 36 ribu per hektar. Ketika terjadi musibah dan gagal panen, petani akan diberikan klaim asuransi Rp 6 juta per hektar. “Saya rasa semua petani pasti tertarik, hanya saja mereka belum begitu mengetahui manfaat dari asuransi ini. Makanya sosialisasi harus diintensifkan,” pungkasnya. (JEN/SR)
