Jalin Kerjasama Dengan TGGS KMUTNB
Sumbawa Besar, SR (14/05/15)
Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) terus memberikan dukungan kepada mahasiswanya untuk meningkatkan kualitas dan wawasan globalnya. Buktinya, dalam dua tahun ini saja hampir semua fakultas di perguruan tinggi teknologi terkemuka di kawasan Indonesia bagian timur tersebut mengirim mahasiswanya tidak saja untuk mengikuti kompetisi dunia, studi banding, seminar, namun juga menjalin kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi luar negeri. Sebut saja Fakultas Bioteknologi (FTB) yang berhasil meraih 4 penghargaan dunia pada kompetisi iGEM 2014 di Boston Amerika Serikat, kemudian mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ke Malaysia mengikuti ASEAN University Youth Summit (AUYS) 2015, selanjutnya mahasiswa Fakultas Psikologi, dan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) ke Singapore untuk belajar menulis.
Kini giliran Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) yang bertolak ke Bangkok, Thailand. Rencananya Fateta yang diwakili 4 orang mahasiswa dan didampingi beberapa orang dosen serta tiga orang wartawan ini akan berada di Bangkok selama 4 hari, 27—30 Mei 2015.
Salah satu tujuan dari keberangkatan ini adalah menjalin kerjasama akademik yakni riset dan education dengan Thai-German Graduate School (TGGS) King Mongkut’s University of Technology North Bangkok (TGGS KMUTNB). Implementasi dari kerjasama ini di antaranya melakukan pertukaran mahasiswa dan dosen.
Ketua Rombongan Fateta UTS, Wawat Rodiahwati menyebutkan, mahasiswa yang dikirim ke Bangkok ini adalah Ariskanopitasari, Ary Satria Dirgantara, Denny Maardiansyah, dan Eko Sulistio–mahasiswa jurusan Teknologi Industri Pertanian dan Teknologi Hasil Pertanian. Mereka terpilih setelah berhasil lolos seleksi membuat paper dalam Bahasa Inggris dengan tema “Leadership” (kepemimpinan). Wawat—sapaan akrab dosen lajang jebolan magister University of Technology North Bangkok ini mengiyakan salah satu agenda ke Bangkok adalah menjalin kerjasama akademik dengan TGGS KMUTNB. Selain itu melakukan kunjungan agrowisata sekaligus belajar tentang pertanian. Selama ini Thailand sangat terkenal sebagai negara pengolah hasil pertanian dan penggagas mutu terbaik sehingga mereka bisa melakukan eksport ke berbagai negara lain. “Jika dibandingkan Indonesia, produk pertanian Thailand lebih diterima oleh negara-negara Eropa. Produk pertanian Thailand yang terkenal di antaranya Jambu Bangkok, Durian Montong, beras Thailand dan lainnya,” jelas Wawat.
Tak kalah pentingnya dari kunjungan tersebut adalah mahasiswa belajar menulis dan membuat buku karena nantinya akan bergabung dalam Gola Gong Xplore yang dipandu langsung oleh penulis dan pembuat naskah film terkenal, Gol A Gong.
Wawat berharap selepas dari Bangkok, bahasa Inggris mahasiswanya terlatih, wawasan internasionalnya terbuka dan kepercayaan diri semakin meningkat sehingga ketika berhubungan dengan mahasiswa atau orang-orang dari negara lain mereka tidak kagok. “Yang paling penting kualitas SDM di UTS semakin mumpuni,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu Wawat yang pernah beberapa lama menyelesaikan study S2-nya di Bangkok, menjelaskan sekilas mengenai wisata di sana. Menurutnya, mengunjungi obyek wisata di Bangkok lebih murah ketimbang Jakarta. Ini disebabkan selisih perbedaan biaya hidup antara Indonesia dan Thailand sekitar 30 persen. Tentu ini sebuah keuntungan tersendiri bagi pelancong untuk menikmati perjalanan ke negeri yang terkenal dengan Pantai Pattaya-nya. Namun tempat wisata di Bangkok lebih banyak menyuguhkan pemandangan kuil dengan arsitektur yang mengagumkan. Di sana pelancong kerap menemukan patung Buddha yang mengundang decak kagum. Meski demikian Bangkok adalah salah satu surga belanja yang populer di kalangan penikmat perjalanan dengan banyaknya mall dan pusat perbelanjaan lainnya. Tidak kalah pula wisata kuliner Bangkok yang menarik untuk dinikmati. (*)