Sumbawa Besar, SR (25/11)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumbawa melakukan monitoring pelaksanaan pembangunan pasar di Desa Batu Rotok Kecamatan Batu Lanteh. Proyek yang dipastikan progress ini merupakan program Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal yang diluncurkan melalui Kegiatan Percepatan Pembangunan Kawasan Perdesaan Terpadu (P2KPT) atau lebih dikenal dengan program Bedah Desa.
Kepala Bidang (Kabid) Perencanaan Pembangunan Ekonomi Bappeda Sumbawa, Zaenal Arifin M.Si didampingi Kasubid Pengembangan Dunia Usaha, Arya Ningsih SP M.Agribus, dan Kontraktor, mengatakan hasil pantauannya bahwa pengerjaan pembangunan pasar tersebut sudah menunjukan progres yang cukup baik. Ia juga telah mengingatkan pelaksana (tukang) untuk tidak menunda-nunda pekerjaan sehingga proyek tersebut tuntas tepat waktu.
Namun dia melihat ada beberapa kendala yaitu mobilisasi sebagian material pembangunan pasar, akibat kondisi medan yang sulit dilalui kendaraan, ditambah dengan mulai turunnya hujan, memaksa material harus menginap di jalan. Kendala lain, material lokal seperti pasir sulit diperoleh. Namun warga sudah berkomitmen untuk mengumpulkan pasir meski harganya cukup mahal.
“Kami sudah meminta pekerjaan harus tetap berlangsung menggunakan material yang ada, sambil menunggu datangnya material tambahan atau material lain,” kata Ipin—akrab pejabat ramah ini disapa.
Ditambahkan Arya Ningsih SP, M.Agribus, pembangunan Pasar Desa di Batu Rotok menghabiskan dana sebesar Rp 548 juta yang pengerjaannya dilakukan CV Lampui Jaya dengan masa pengerjaan 75 hari kalender dari 1 Oktober hingga 14 Desember 2014.
Hal ini dibenarkan Direktur CV Lampui Jaya, Syahruddin. Sebagai rekanan dia akan tetap berupaya melaksanakan kegiatan hingga tuntas. “Kami berkomitmen untuk menyelesaikan pekerjaan itu sesuai dengan kontrak,” katanya.
Mengenai hambatan dalam pendistribusian material, Syahruddin menyatakan tidak mempengaruhi masa penyelesaian pembangunan karena sebagian besar material sudah ada di lokasi. Sedangkan material yang masih tertahan di jalan akibat jalan rusak berupa atap bangunan (seng), akan digunakan pada tahap akhir pengerjaan, sehingga dapat disusul. “Kami yakin dapat rampung tepat waktu,” demikian Syahruddin. (*) Baca juga di Gaung NTB