RSUD Sumbawa Siap Layani Pasien Bedah Tulang

oleh -853 Dilihat

Miliki Dokter Ortopedi

Sumbawa Besar, SR (15/10)

bedah tulangPenderita patah tulang di Kabupaten Sumbawa terbilang tinggi, menyusul meningkatnya angka kecelakaan lalulintas. Untuk penanganannya, banyak dari penderita ini terpaksa dirujuk di RSU Mataram karena di RSUD Sumbawa tidak memiliki dokter bedah tulang. Sementara dokter spesialis bedah yang ada hanya mampu menangani patah tulang panjang seperti kaki dan tangan. Sedangkan patah tulang panggul, pinggul, tempurung lutut, dan patah tulang lain yang spesifik, harus ditangani dokter ortopedi (dokter bedah tulang).

Namun itu dulu, sebab sejak Juli 2014 lalu, RSUD Sumbawa telah memiliki Dokter Ortopedi, dr Acep Eko Budi Purwanta. Jebolan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM) yang mendapat penugasan dari Departemen Kementerian Kesehatan ini akan mengabdi hingga 31 Desember 2014 mendatang. Selama empat bulan berjalan ini sudah banyak pasien patah tulang yang berhasil ditanganinya. “Paling dominan yang saya tangani adalah patah tulang selangka,” kata Dokter Cecep—akrab Ia disapa saat ditemui di ruang Direktur RSUD Sumbawa, Selasa (14/10).

Ia mengakui dalam empat bulan bertugas di RSUD Sumbawa sudah hampir 25 pasien patah tulang ditanganinya termasuk 10 pasien dalam bulan ini. Tidak hanya untuk patah tulang, namun keahliannya juga dapat menangani pasien yang menderita tulang syaraf, tulang tendon dan jepitan syaraf tendon. Namun kelancaran penanganan ini bukan tidak ada kendala. Sebab pasien yang sedang ditangani kerap meminta pulang paksa, padahal pemulihan masih berlangsung. Sikap pasien ini bukan karena biaya karena mereka sepenuhnya ditanggung BPJS. Kemungkinan mereka masih percaya kesembuhan cepat dapat diperoleh dari dukun patah tulang.

Baca Juga  Balita 4 Tahun Asal Seketeng Sembuh, Keluarga Minta Pemulihan Nama Baik

“Memang sebagian besar pasien patah tulang akibat kecelakaan lebih percaya dengan dukun daripada penanganan medis,” timpal dr Iwan Bomba SPB—Dokter Spesialis Bedah setempat.

Padahal penanganan melalui dukun ungkap Dokter Iwan, cenderung menimbulkan komplikasi seperti munculnya infeksi pada tulang yang patah (Osteomyelitis), dan infeksi pada luka jika yang dialami patah tulang terbuka, serta infeksi seluruh tubuh. “Tidak jarang kami menerima pasien patah tulang pasca penanganan dukun yang kondisinya sudah cukup parah,” aku dokter putra daerah ini.

Disinggung keberadaan dokter ortopedi, dr Iwan mengaku sangat terbantu, karena patah tulang spesifik yang tidak mampu ditanganinya dapat ditanggulangi Dokter Cecep. “Biasanya kalau ada pasien patah tulang spesifik seperti itu saya langsung merujuknya ke Mataram. Selain tidak ada ahli juga peralatan pendukung saat itu belum tersedia. Tapi sekarang pengadaan peralatan ortopedi sudah direalisasikan,” akunya.

Sementara Direktur RSUD Sumbawa, dr Selvi mengatakan RSUD Sumbawa adalah satu-satunya rumah sakit di Pulau Sumbawa yang kini memiliki Dokter Ortopedi. Ia berharap keberadaan dokter bedah tulang ini menjadikan RSUD Sumbawa menjadi tujuan rujukan pasien patah tulang dari Bima, Dompu dan KSB, tanpa harus ke Pulau Lombok. “Ini salah satu poin positif yang secara tidak langsung dapat mendongkrak pendapatan daerah,” kata dokter cantik yang masih lajang ini.

Baca Juga  Mudahkan Pasien Rujukan, Bupati KSB Resmikan Rumah Singgah Baznas di Kota Mataram

Memang diakuinya, keberadaan Dokter Cecep hanya sementara yakni 6 bulan. Pihaknya akan berupaya untuk tetap menjalin kerjasama dengan UGM sehingga program yang sama dapat terus berlangsung. Namun Tahun 2015, dr Selvi memastikan akan ada Dokter Spesialis Ortopedi yang sudah mengajukan lamaran untuk mengabdi di RSUD Sumbawa. “Dokter spesialis ini berasal dari Malang,” sebutnya.

Untuk diketahui, pengadaan peralatan medis terkait ortopedi sudah dilakukan RSUD sehingga dapat menunjang kinerja dokter bersangkutan. Dengan keberadaan dokter ortopedi ini diharapkan dapat meminimalisir penderita patah tulang yang menempuh pengobatan tradisional yang sangat berisiko tidak hanya dari sisi kesehatan namun juga biaya. Di samping itu, penderita patah tulang akibat kecelakaan yang ditangani dukun akan menemui kesulitan ketika hendak mengklaim asuransi Jasa Raharja, karena salah satu persyaratannya harus ada rekam medik dari petugas medis (rumah sakit).

8 Dokter Spesialis

Di bagian lain, Direktur RSUD Sumbawa, dr Selvi menyebutkan RSUD Sumbawa sudah memiliki 8 dokter spesialis yakni 4 spesialis besar (bedah, anak, kandungan dan penyakit dalam), serta 4 spesialis penunjang (anestesi, emergency, gigi anak dan gigi konservasi). Pada Tahun 2015 mendatang akan ada tambahan dua dokter spesialis lagi yaitu Spesialis Patologi Klinik dan Spesialis Radiologi—yang sebentar lagi menyelesaikan pendidikannya. “Semoga keberadaan semua dokter ini pelayanan kesehatan di RSUD Sumbawa semakin meningkat,” harapnya. (*)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *