Sumbawa Barat, SR (01/07)
Pasca tragedi berdarah antara kawanan pencurian ternak dengan masyarakat di pesisir Pantai Sepakek Kecamatan Poto Tano (KSB) yang menelan tiga nyawa, belum lama ini, membuat jajaran kepolisian Polres KSB siaga. Persiapan ini dilakukan karena beredarnya isu kawanan yang telah kehilangan dua anggotanya tersebut akan melakukan aksi balas dendam.
Kapolres Sumbawa Barat, AKBP Teddy Suhendyawan Syarif SIK M.Si yang dikonfirmasi, menyatakan jajarannya tengah membangun komunikasi intensif dengan kepolisian di luar Pulau Sumbawa. Komunikasi ini dilakukan untuk mencegah terulangnya peristiwa yang sama. “Kami berharap kepolisian di luar KSB ikut melakukan pengawasan terhadap sekelompok orang yang mencurigakan,” katanya.
Pasalnya, peristiwa tersebut tidak hanya terjadi di Pantai Sepakek Poto Tano, melainkan gerakan kelompok yang terorganisir itu juga melakukan aksinya di beberapa pesisir pantai lainnya seperti Pantai Balad, Perjuk, Kertasari, dan beberapa pesisir di wilayah Kabupaten Sumbawa. “Aksi mereka sangat sadis dan meresahkan, bahkan sudah banyak memakan korban jiwa maupun materi,” ucapnya.
Mengenai dua anggota geng pencurian ternak yang tewas dibantai warga, Kapolres Teddy—sapaan akrabnya, mengatakan, telah mampu mengungkap asal muasal pelaku yang sebelumnya masih simpang siur. Dan semakin jelas ketika pihak kepolisian menyerahkan dua jasad geng curanak kepada dua kerabatnya didampingi kepala desanya. “Setidaknya ini memudahkan kami untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut,” ucapnya.
Saat ini pihaknya tengah berupaya mencari sejumlah anggota geng pencurian ternak itu yang sempat lari kocar-kacir ketika dikepung warga. Geng yang mencapai puluhan orang ini diperkirakan kabur ke arah hutan. “Kami terus menjalin komunikasi dengan aparat kepolisian Polres luar KSB,” imbuhnya. (*)