Sumbawa Besar, SR (13/05)
Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin Sumbawa Besar, siap menyambut Maskapai Penerbangan Garuda Airlines. Bandara yang memiliki panjang landasan 1.650 meter itu sudah sangat layak dan mumpuni didarati pesawat sejenis apa saja, termasuk Garuda. “Kami pastikan kapasitas bandara mampu didarati pesawat plat merah tersebut,” kata Kepala Bandara, Ahmad S.Sos, Senin (12/5).
Secara mutu sebut Ahmad, pihaknya sangat siap, baik dari segi landasan maupun fasillitas lainnya, termasuk lampu bandara.
Ia mengakui sejak beberapa minggu kondisi penerbangan di Sumbawa sedikit bermasalah. Merpati yang sebelumnya beroperasi kini tidak lagi mendaratkan pesawatnya di Bandara Sultan Kaharuddin. Demikian dengan Trans Nusa yang sesuai jadwal tiga kali seminggu kini semakin tidak jelas. Bahkan Senin (12/5) yang menjadi jadwal kedatangan Trans Nusa, justru tak terlihat. Bukan berarti kondisi ini membuat pihak bandara tinggal diam. Diakui Ahmad, berbagai langkah telah dicoba salah satunya bersurat secara resmi kepada maskapai penerbangan Lion Air dan Garuda. Selain itu pihak bandara bersurat ke Kementrian Perhubungan untuk memaparkan kondisi yang ada di Sumbawa. Tujuannnya agar pihak maskapai penerbangan baik Lion Air maupun Garuda bersedia mendaratkan pesawatnya di Bandara Sumbawa.
“Kami sudah berencana kembali mengirimkan surat kepada pihak maskapai maupun kementerian perhubungan,” akunya.
Karenanya rencana mendaratnya Garuda di Bandara ini ungkap pejabat yang baru empat bulan pindah ke Sumbawa, menjadi khabar gembira tidak hanya bagi pihak bandara tapi juga masyarakat dan pemerintah di daerah ini. “Semoga saja maskapai Garuda bisa merealisasikan rencananya,” kata Ahmad.
Ahmad berharap semua pihak terutama pemerintah daerah Kabupaten Sumbawa bisa memberikan respon positif. Ada banyak cara yang mungkin bisa dilakukan sehingga pihak maskapai merasa nyaman dan tidak rugi ketika memutuskan mendaratkan pesawatnya di Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin. Terutama berkaitan dengan penumpang. “Bisa saja ada semacam MoU antara pemerintah daerah dengan pihak maskapai terkait pemberian subsidi ketika jumlah penumpang tidak memenuhi standar yang disepakati bersama. Atau banyak cara lain yang bisa dilakukan, sehingga tidak lagi istilah pesawat tidak mendarat sesuai jadwal atau dengan berbagai alasan lainnya,” kata Ahmad.
Diakui, sesuai hasil pertemuan dengan pihak Maskapai Transnusa belum lama ini, alasan utama pihak maskapai “ogah-ogahan” mendaratkan pesawatnya di Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin adalah berkaitan dengan penumpang. Meskipun alasan itu tidak sepenuhnya benar karena secara kasat mata setiap keberangkatan pesawat dari Sumbawa menuju Mataram selalu ramai, namun hal itu memang harus menjadi perhatian bersama.
Di bagian lain Ahmad menyinggung perluasan bandara. Ia berhara pemerintah segera mengambil sikap mengingat landasan Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin wajib diperpanjang apabila semua pihak tetap ingin agar pesawat dengan berbagai jenis mendarat, termasuk jenis Boing. Sedangkan di sisi lain, lahan yang ada saat ini sudah sangat mentok dan tidak memungkinkan untuk penambahan landasan apabila tidak dilakukan pembebasan lahan. (*)