Revitalisasi Pendidikan 2025: Mengejar Ketertinggalan atau Membangun Fondasi Masa Depan

oleh -392 Dilihat

Hepy Selnita, S.Pd, M.MInov *)

Target pemerintah untuk merevitalisasi 10.440 satuan pendidikan pada tahun 2025 adalah sebuah ambisi yang patut diapresiasi sekaligus diawasi dengan cermat. Angka yang tidak kecil ini bukan sekadar statistik di atas kertas, melainkan representasi dari puluhan ribu ruang kelas, ratusan ribu bangku, dan jutaan masa depan siswa Indonesia. Opini sederhana ini melihat bahwa program ini memiliki potensi besar untuk menjadi game-changer, namun juga menyimpan tantangan kompleks yang harus diantisipasi.

Revitalisasi sekolah lebih dari sekadar renovasi fisik karena melibatkan pengembangan ekosistem pendidikan yang komprehensif, termasuk pembenahan sarana dan prasarana, pencetakan lulusan kompeten berkarakter, partisipasi masyarakat dalam membangun ekonomi lokal melalui pendekatan swakelola, serta menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan inspiratif demi persiapan menghadapi masa depan yang adaptif dan inovatif.

Pertama, kita perlu memahami esensi “revitalisasi” secara utuh. Jika program ini hanya dimaknai sebagai perbaikan gedung, pengecatan ulang, dan penambahan fasilitas fisik semata, maka dampaknya akan bersifat jangka pendek dan superfisial. Revitalisasi yang hakiki harus mencakup tiga pilar utama:

1. Revitalisasi Infrastruktur (Fisik): Ini adalah aspek yang paling terlihat. Memperbaiki sekolah yang rusak, membangun laboratorium yang memadai, menyediakan perpustakaan yang nyaman, dan yang terpenting, memastikan akses terhadap sanitasi bersih dan air minum yang layak (Water, Sanitation, and Hygiene/WASH). Infrastruktur yang aman dan nyaman adalah prasyarat dasar untuk proses belajar mengajar yang efektif.

2. Revitalisasi Sumber Daya Manusia (SDM): Gedung yang megah tanpa guru yang kompeten baginya seperti tubuh tanpa jiwa. Program ini harus disertai dengan pelatihan guru yang masif dan berkelanjutan. Guru perlu disiapkan untuk memanfaatkan teknologi baru, menerapkan kurikulum yang relevan, dan mengadopsi metode pembelajaran abad ke-21 yang berpusat pada siswa.

3. Revitalisasi Kurikulum dan Metode Pembelajaran: Infrastruktur dan SDM harus diarahkan untuk mendukung konten pembelajaran yang modern. Ini termasuk integrasi teknologi digital, penguatan pendidikan karakter, serta penyesuaian dengan kebutuhan dunia kerja dan masyarakat masa depan.

10.440 Satuan Pendidikan Menjadi Sasaran Revitalisasi Pada Tahun 2025

Target yang besar ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengejar ketertinggalan. Indonesia adalah negara dengan geografi dan demografi yang sangat beragam. Ketimpangan kualitas pendidikan antara daerah perkotaan dan pedalaman, antara Pulau Jawa dan Kawasan Indonesia Timur, masih sangat lebar. Dengan menargetkan puluhan ribu satuan pendidikan, diharapkan program ini dapat menjangkau sekolah-sekolah yang selama ini terabaikan (left behind), sehingga mengurangi disparitas tersebut secara signifikan.

Namun, mengejar target kuantitatif yang besar selalu memiliki risiko, antara lain ; pertama, masalah kualitas versus kuantitas. Apakah fokus pada jumlah 10.440 sekolah akan mengorbankan kedalaman dan kualitas revitalisasi di setiap sekolah? Apakah yang terjadi nanti adalah revitalisasi yang “sekadar cukup” alias setengah-setengah, alih-alih transformasi yang menyeluruh?

Kedua, Koordinasi dan Monitoring: Program sebesar ini melibatkan banyak pemangku kepentingan, dari pemerintah pusat, dinas pendidikan provinsi/kabupaten, hingga kepala sekolah dan masyarakat. Koordinasi yang rumit dan sistem monitoring yang kuat mutlak diperlukan untuk memastikan dana dan effort tersalurkan tepat sasaran dan tepat guna. Kerawanan seperti penyimpangan anggaran atau salah sasaran harus diwaspadai.

Ketiga, Keberlanjutan (Sustainability): Siapa yang akan memelihara fasilitas baru ini setelah program selesai? Apakah sekolah memiliki anggaran operasional dan perawatan yang memadai? Tanpa perencanaan keberlanjutan, sangat mungkin dalam 5-10 tahun ke depan, sekolah yang telah direvitalisasi kembali mengalami kerusakan.

Harapan di Tengah Program Revitalisasi Sekolah

Target revitalisasi 10.440 satuan pendidikan pada 2025 adalah sebuah langkah berani. Ini adalah investasi besar-besaran yang menunjukkan bahwa pendidikan ditempatkan sebagai prioritas pembangunan.

Agar program ini tidak sekadar menjadi proyek fisik semata, maka pendekatannya harus holistik dan integratif. Setiap rupiah yang dikeluarkan harus dilihat sebagai investasi untuk membangun ekosistem pendidikan yang unggul, bukan hanya membangun gedung sekolah.

Masyarakat dan media memiliki peran untuk mengawal program ambisius ini. Transparansi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan laporan keuangan harus menjadi harga mati. Dengan demikian, angka 10.440 tidak akan menjadi sekadar angka statistik, tetapi benar-benar menjadi representasi dari kebangkitan 10.440 pusat pencerahan yang akan mencetak generasi Indonesia yang lebih kompeten, berkarakter, dan siap menghadapi masa depan.

*) Guru SMA Negeri 1 Plampang Kab. Sumbawa

victoria pilkada NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *