MATARAM, samawarea.com (15 Agustus 2024) – Setelah penantian panjang sejak diinisiasi pada Tahun 2020, akhirnya Indikasi Geografis (IG) Kopi Robusta Batulanteh Sumbawa didaftarkan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Pendaftaran itu berlangsung di Aula Pertemuan Kantor Wilayah Kemenkumham Provinsi NTB, Rabu, 14 Agustus 2024.
Hadir dalam prosesi itu, Kepala Sub Bidang Pelayanan Intelektual, Gusti Ngurah Suryana Yuliadi, SH., MH mewakili Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham NTB beserta jajaran. Sedangkan Tim dari Kabupaten Sumbawa yang dipimpin Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, I Ketut Sumadi Arta SH beserta jajaran Bappeda, Dinas Pertanian dan Dinas Koperindag, Penanggung Jawab Pendampingan dan Pengembangan dari Pusat Penelitian Kopi dan KakaoIndonesia (Puslitkoka) Djoko Soemarno SP., MP, serta Ketua Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kopi Robusta Batulanteh Sumbawa, Ahdar.
Kepala Bappeda Kabupaten Sumbawa, E.S. Adi Nusantara H. S.Sos., MT menyebutkan bahwa Indikasi Geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang dan/atau produk yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang dan/atau produk yang dihasilkan.
IG yang didaftarkan adalah Kopi Robusta Olah Basah dan Olah Kering dengan jenis barang berupa kopi biji, kopi sangrai dan kopi bubuk. Karakteristik Kopi Robusta Batulanteh memiliki cita rasa dominan rasa chocolaty, milk chocolaty, caramelly dan spicy. Berdasarkan hasil pengujian Kopi Robusta Batulanteh, ungkap Adi—sapaan Kepala Bappeda, mempunyai citarasa yang sudah baik dengan cupping score di atas 80.
Pendaftaran ini merupakan proses awal dari beberapa tahapan yang harus dilalui antara lain seleksi administrasi, pemeriksaan substantif dan penerbitan sertifikat.
“Dengan adanya IG ini akan memberikan reputasi, kualitas dan karakteristik yang kuat terhadap Kopi Robusta Batulanteh Sumbawa sehingga dapat bersaing dengan kopi daerah lain yang sudah terkenal seperti Java, Gayo dan lain-lain di kancah nasional maupun internasional,” pungkasnya. (SR)