SUMBAWA—Bupati Sumbawa menyambut baik pelaksanaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kabupaten Sumbawa, Kamis (30/12). Kegiatan yang digelar di Aula SMKN 1 Sumbawa ini bertujuan untuk mengevaluasi program kerja tahun berjalan, menetapkan program kerja untuk tahun berikutnya, serta memberikan rekomendasi dan pembinaan bagi seluruh pegiat koperasi di Kabupaten Sumbawa.
Hadir pada Rakerda bertema “Akselerasi Inovasi Digitalisasi Koperasi dan Berjejaring Dalam Meningkatkan Produktifitas serta Berkemajuan” ini di antaranya Asisten Administrasi Umum Sekda, Ir. H. Iskandar D, Mec. Dev., yang mewakili Bupati, Ketua DPRD Abdul Rafiq SH, Kadis Koperindagkop dan UMKM, Riki Trisnadi SE., M.Si, Ketua Dekopimda Sumbawa, H. Rai Saputra S.IP, para penggerak koperasi, Rektor UTS Chairul Hudaya, Ph.D, dan Dekan Fakultas Pertanian UNSA. Kehadiran dua pimpinan Kampus ternama di Sumbawa tersebut sekaligus menandatangani MoU.
“Di era revolusi industri 4.0, koperasi harus mulai menggunakan teknologi informasi. Melalui digitalisasi, koperasi akan menjadi garda terdepan dalam etalase perdagangan nasional maupun dunia. Namun jika tidak menggunakan teknologi, maka kita akan ketinggalan jaman,” kata Bupati.
Koperasi ungkapnya, memiliki semangat gotong royong, kesetiakawananan, dan solidaritas. Namun sampai dengan saat ini, masih banyak masyarakat yang belum sepenuhnya paham dengan cara kerja koperasi. “Ini harus menjadi fokus kita bersama, dan semoga Rakerda ini menghasilkan hal-hal baru dalam memajukan koperasi di daerah kita,” ujarnya.
Bupati menyebutkan ada tiga nilai yang harus dipegang dalam mengelola koperasi. Nilai ini terdapat dalam sholat berjamaah. Yaitu ukhuwah, menjalin kebersamaan. Meski berdiri berdekatan namun tidak saling sikut bahkan sejalan dan seirama.
Kemudian Musawwah, memandang semuanya sama, tidak ada perbedaan. Siapapun yang datang terlebih dahulu akan menempati shaf pertama, meski pejabat tinggi ketika datang terlambat akan menempati shaf di belakang.
Selanjutnya, Imamah, ada imam yang memimpin. Imam dalam koperasi adalah aturan yang harus diikuti. Untuk menjalankan nilai imam ini adalah dengan membangun niat dan visi bersama.
Bupati berharap dari Rakerda ini akan lahir kesepakatan untuk memecahkan persoalan penting yang dihadapi ke depan. Karena itu harus mengetahui apa masalahnya sehingga dapat dipecahkan dan dirumuskan solusi melalui rencana.
Sebelumnya, Kadis Koperindag, Riki Trisnadi menyambut positif Rakerda ini. Sebagai mitra kerja pemerintah dalam hal ini Diskoperindagkop dan UMKM, Dekopinda dituntut untuk mampu membangunan koperasi dan mengenal jati dirinya, di samping menjadi wadah untuk memperjuangkan kepentingan dan bertindak sebagai pembawa aspirasi koperasi.
“Jajaran Dekopin harus mampu mengoptimalkan kinerjanya dalam rangka pemberdayaan koperasi melalui program yang telah direncanakan, serta dapat mendorong peningkatan daya saing dan kapasitas koperasi,” harapnya.
Rektor Universitas Teknologi Sumbawa (UTS), Chairul Hudaya Ph.D mengapresiasi dilibatkannya kampus dalam memberi warna dan arah bagi Dekopinda Sumbawa ke depan melalui perjanjian kerjasama atau penandatanganan MoU. Dalam memberikan dukungan, ada empat kekuatan yang dimiliki Kampus UTS.
Yaitu sumber daya manusia (SDM). Selain dosen, UTS memiliki 5000 orang mahasiswa yang berasal dari seluruh Nusantara. Ini menjadi potensi dan kekuatan dalam berkonstribusi bagi masyarakat dan daerah. Kekuatan lainnya, ilmu pengetahuan, fasilitas dan kerjasama.
Untuk kerjasama, UTS telah menjalin MoU dengan 100 lebih lembaga baik pemerintah maupun non pemerintah. Dari MoU, pihaknya selalu mengupayakan agar MoU itu kongkrit melalui pelaksanaan kegiatan bersama. “Kami tidak ingin MoU ini menjadi sleeping document (dokumen tidur), yang hanya bersifat seremonial belaka,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor UNSA diwakili Dekan Fakultas Pertanian, Heri Kusmayadi MP menyatakan UNSA siap berada di depan untuk kemajuan koperasi terutama yang berbentuk syariah. UNSA memiliki dosen yang semuanya hampir bergelar doctor.
Pihaknya juga memiliki sejumlah unit usaha yang produktif, termasuk di bidang pertanian bekerjasama dengan petani, dan hortikultura bekerjasama dengan pondok pesantren. UNSA juga menjalin kerjasama dengan BNI dan Kementerian LHK. Ini menjadi potensi yang bisa mendukung kemajuan koperasi ke depan.
UNSA ungkap Heri, tidak ingin terlalu banyak menjalin MoU yang akhirnya tidak berjalan. “Kami sepakat dengan Rektor UTS, MoU yang kita tandatangani ini jangan sampai menjadi sleeping document. Harus kongkrit dan ada tindaklanjutnya,” pungkas Heri. (SR)