SUMBAWA BESAR, samawarea.com (24 Juni 2021)
Kini Dusun Pelitamasa, Desa Kelawis, Kecamatan Orong Telu, Kabupaten Sumbawa memiliki Taman Baca Masyarakat (TBM). Lembaga pendidikan yang diberi nama Pelita Jang Oetama ini diresmikan baru-baru ini oleh Ketua Yayasan Peneleh Jang Oetama (YPJO), Dr. Ari Kamayanti, didampingi para pengurus pusat YPJO terdiri dari (Dewan Pembina) Dr Aji Dedi Mulawarman, Bendahara Dr. Vrida Qudsiah Lutfillah dan Tara Ismaya, S.Psi, serta Koordinator Regional YPJO Ust. Syukri Rahmat, S.Ag.
Peresmian ini dilakukan setelah pengurus pusat melantik Aktivis Peneleh Regional Sumbawa dan Kuliah Umum di Kantor Bupati Sumbawa yang dihadiri Bupati dan Ketua DPRD Sumbawa. Peresmian TBM tersebut dirangkaikan dengan penyerahan bahan pembuatan sabun cuci piring kepada ibu-ibu Tim Penggerak PKK yang diterima oleh Ketua PKK Desa Kelawis. Hadir di antaranya Kepala Desa Kelawis yang diwakili Kaur Desa, Muis, pemuka agama, pemuka masyarakat, dan para pelajar.
Koordinator Regional YPJO Ust. Syukri Rahmat, S.Ag, yang ditemui samawarea.com, Kamis (24/6) mengatakan, bahwa pembentukan TBM ini berangkat dari semangat Iqra’.
“Sebagai bagian dari implementasi semangat Iqra’ alhamdulillah, peresmian Taman Baca Masyarakat (TBM) Pelita Jang Oetama Dusun Pelitamasa Desa Kelawis sukses dilaksanakan,” kata Dea Guru Syukri—sapaan akrab tokoh yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sumbawa ini.
TBM ini ungkapnya, merupakan wujud kongkrit dari komitmen YPJO untuk terus membangun anak-anak bangsa yang tidak hanya cerdas secara zhahir tetapi juga cerdas secara batin (spiritual) melalui semangat Iqra’ seiring dengan pembangunan Masjid Kampus dan Pusat Pembelajaran URuP di Desa Kelawis Orong Telu yang saat ini memasuki fase pemerataan lahan.
“Alhamdulillah, ghirah masyarakat begitu antusias membantu proses pembangunan Masjid Kampus dan Pusat Pembelajaran itu,” ucap Dea Guru Syukri.
Ia meyakini berangkat dengan niat yang tulus dari Desa Kelawis akan hadir generasi-generasi yang pikirannya alif, hati dan jiwanya alif serta derap langkahnya alif. Sekaligus ini menjadi penanda lahirnya peradaban baru yang benar-benar dilandasi oleh semangat religiusitias dan kebangsaan. (SR)
