Bahaya, Sekolah di Mataram Dikepung Iklan Rokok

oleh -89 Dilihat

MATARAM, SR (20/02/2017)

Ketua Gagas Foundation, Azhar Zaini mengatakan, perusahaan rokok semakin gencar menargetkan anak sebagai target pemasaran utama mereka untuk mendapatkan perokok pengganti yang akan menjamin keberlangsungan bisnisnya. Strategi pertama adalah dengan sengaja meletakkan iklan rokok di sekitar sekolah. Hasil monitoring iklan rokok di 5 kota (Mataram, Makassar, Padang, Jakarta dan Bandung) tahun 2015 ditemukan 85% sekolah di Indonesia dikepung oleh iklan rokok yang diletakan di warung atau kios sekitar sekolah.

Kedua sambung Azhar Zaini, menjual rokok dengan harga sangat murah bahkan kurang dari 1000 rupiah, sehingga anak-anak dengan mudah untuk membelinya. Ketiga, perusahaan rokok menyediakan dana untuk meletakkan iklan-iklan di sekitar sekolah dan kemungkinan besar iklan-iklan yang diletakkan di warung-warung ini tidak membayar pajak seperti halnya di Kota Padang, Bekasi, Bogor, dan Tangerang Selatan.

Bahkan dijelaskannya, pada tahun 2016 lalu, Gagas Foundation bersama Lentera Anak (Jakarta) dan Ruandu Foundation (Padang) melakukan monitoring di 5 kota (Mataram, Padang, Bekasi, Tangerang Selatan dan Kabupaten Bogor) menemukan sebanyak 61 merk iklan rokok yang mengepung sekolah-sekolah di 5 kota tersebut. Gerakan yang sangat massif dilakukan perusahaan rokok ini sudah tergambarkan jelas dalam video investigasi yang berjudul “Darurat, Sekolah Dikepung Iklan Rokok!”

Baca Juga  Penyair Perempuan NTB Hadiri MIWF 2019

Video investigasi yang diambil di Kota Mataram ini lebih lanjut dijabarkannya, merupakan gambaran yang juga terjadi di kota-kota lainnya di Indonesia. Sekolah-sekolah dikepung oleh iklan rokok, anak sekolah setiap hari terpapar iklan rokok saat akan berangkat dan pulang sekolah. Ini membuat rokok menjadi hal yang biasa dan normal sehingga anak-anak dengan mudah terbujuk untuk mencoba merokok. “Tak hanya di sekolah, iklan rokok juga memenuhi tempat berkumpul anak muda seperti Taman Sangkareang Mataram,” ujarnya pada acara press conference di Mataram Square Hotel, Senin (20/2).

Merespon keadaan ini, 30 sekolah di Mataram sudah bergerak melakukan kampanye ‘Tolak Jadi Target’ dimana para pelajar, guru dan masyarakat sekitar sekolah melawan taktik curang perusahaan rokok ini dengan berbagai aksi, mulai dari sosialisasi, aksi kreatif hingga menurunkan iklan rokok yang ada di sekitar sekolah. “Saat ini sudah 22 sekolah di Mataram berhasil menurunkan iklan rokok di sekitar sekolah dan menggantinya dengan spanduk yang dibuat sekolah dengan pesan positif,” terangnya.

Baca Juga  Gubernur Serukan Penyaluran Masker Produk Lokal untuk Anak

Inisiatif pelajar, guru dan dukungan masyarakat sekitar sekolah ini perlu didukung oleh pemerintah agar 147 sekolah di Mataram bisa terbebas dari iklan rokok. Bahkan tak hanya lingkungan sekitar sekolah, seluruh sudut Kota Mataram dan kota lainnya di Indonesia bisa terbebas dari kepungan iklan rokok. “Terutama bagi Kota Mataram yang mencanangkan diri menjadi Kota Layak Anak (KLA) pada tahun 2018. Namun situasi iklan rokok di Kota Mataram belum menunjukkan arah bahwa Kota Mataram menuju KLA. Iklan rokok masih merajalela di berbagai sudut Kota Mataram. Padahal salah satu satu indikator KLA (indikator nomor 22) adalah mengharuskan kota tersebut bersih dari iklan rokok,” tandasnya.

Untuk diketahui, bahwa kampanye Tolak Jadi Target dilakukan serentak di 90 sekolah di Indonesia bekerjasama dengan Dinas Pendidikan di 5 Kota di Indonesia, yakni Kota Padang, Mataram, Bekasi, Tangerang Selatan dan Kabupaten Bogor. Kampanye ini bertujuan untuk melindungi dan memperkuat anak-anak agar mampu menolak menjadi target segala bentuk taktik industri rokok yang menargetkan anak-anak. (NA/SR)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *