SUMBAWA BARAT, SR (30/12/2016)
Bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten dan Kota Bima harus dijadikan pelajaran berharga bagi semua daerah salah satunya Kabupaten Sumbawa Barat yang juga pernah mengalami musibah yang sama. “Dari musibah ini kita bisa ambil hikmahnya,” ujar Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin ST kepada SAMAWAREA, kemarin.
Ia mengaku telah melihat langsung kondisi pasca banjir di Kabupaten dan Kota Bima ketika mengirim bantuan untuk korban banjir di sana. Kota Bima porak-poranda dengan sampah berserakan. Lumpurnya bisa setinggi betis orang dewasa. Seketika kota yang terkenal sangat bersih dan tertata rapi itu berubah menjadi kota yang sangat kotor. “Kota yang dibangun selama delapan tahun dengan sejumlah penghargaan sebagai kota maju dan bersih, sirna dalam dua hari saja, dengan kerugian mencapai triliunan rupiah,” kata Wabup.
Penyebabnya, adalah ulah manusia sendiri. Gunung yang asri dan alami habis dibabat dan dirubah menjadi lahan pertanian. Belum lagi aksi illegal logging yang diduga dilakukan secara masif. Dengan kondisi itu, diperkirakan pemulihan Kota Bima memerlukan waktu yang cukup lama terutama untuk penanaman pohon kembali.
Karenanya selaku pimpinan daerah, Wabup patut bersyukur dengan kondisi gunung di KSB yang masih aman, dan kesadaran masyarakatnya cukup tinggi. Ini terlihat dengan tidak adanya masyarakat yang memanfatkan gunung sebagai lahan pertanian. Kendati demikian, kewaspadaan harus ada, dengan melakukan upaya pencegahan yaitu semua elemen bersinergi untuk mengawasi hutan. (HEN/SR)