Setelah Polisi, Pemakai Simbol PKI Diperiksa TNI

oleh -188 Dilihat

Sumbawa Besar, SR (01/09/2015)

Proses pemeriksaan yang sangat panjang cukup melelahkan bagi Roni Yansyah alias Cempe Sastrawan. Setelah diperiksa beberapa kali di Polres Sumbawa, oknum mahasiswa yang mengenakan baju bergambar “palu arit” yang merupakan symbol PKI ini, digiring ke Makodim 1607 Sumbawa untuk diinterogasi lebih lanjut. Sejak ditangkap Senin (31/9) siang, Cempe menjalani pemeriksaan di dua tempat tersebut hingga pukul 02.00 dinihari atau menjelang pagi. Bahkan Dandim 1607 Sumbawa ikut memantau pemeriksaan terhadap Koordinator Front Keadilan Rakyat (FKR) yang sebelumnya menggelar aksi demo. Saat aksi ini Cempe mengenakan baju yang memiliki simbol PKI. Baju hitam bergambar palu arit tersebut langsung diamankan polisi sebagai barang bukti.

Ditemui SAMAWAREA, Dandim 1607 Sumbawa, Letkol Inf Agus Supriyanto mengatakan, pemeriksaan terhadap oknum mahasiswa itu untuk pembinaan. Munculnya gerakan atau lambang PKI ini, ungkap Dandim, menandakan bahwa telah terjadi krisis wawasan kebangsaan. Karena itu perlu dilakukan sosialisasi tentang wawasan kebangsaan tersebut di sekolah-sekolah guna meningkatkan rasa cinta tanah air dan bangsa. “Inilah pembinaan yang kami lakukan terhadap oknum mahasiswa ini agar tumbuh wawasan kebangsaan terhadap dirinya,” kata Letkol Agus—sapaan Dandim.

Baca Juga  Hasil Pileg Mengecewakan, Demokrat NTB Evaluasi Kepemimpinan Budi Kurniawan

FKR Kasus 1Dalam pembinaan ini, akan ditelusuri sumber symbol terlarang tersebut, terutama darimana Cempe mendapatkan ide seperti itu. Biasanya mahasiswa suka mencoba hal yang baru. Disinggung pengakuan Cempe saat diperiksa, Dandim mengatakan baju yang dikenakan itu dibeli di rombengan. Namun demikian pengakuan ini akan ditelusuri dan TNI akan bekerjasama dengan kepolisian. Penelusuran ini bukan hanya sebatas asal muasal baju, tapi juga latar belakang orang tua dan keluarga Cempe. “Memang tidak ada sanksi hukumnya karena bukan merupakan tindak pidana. Tapi perbuatannya justru merugikan dirinya sendiri karena akan membatasinya jika ingin mencari pekerjaan,” ucapnya.

Karenanya perwira TNI low profil ini menghimbau masyarakat jika ingin melakukan unjuk rasa atau aksi lainnya, harus demi kepentingan bangsa dan negara. “Jangan sampai aksi yang dilakukan justru memancing situasi. Negara ini harus solid. Jika ada aspirasi dari masyarakat atau mahasiswa silahkan saja disampaikan. Tapi jangan sampai memancing suasana yang dapat memancing keributan di NKRI,” tegasnya mengingatkan. (Jen/SR)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *