Kadis Hutbuntan: Butuh Anggaran 2 Milyar
Taliwang, SR (15/09/2015)
Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Pertanian (Dishutbuntan) Sumbawa Barat, membutuhkan anggaran sekitar Rp 2 Milyar lebih guna mengantisipasi lonjakan produksi kedelai. Dana talangan tersebut diharapkan dapat tersedia dalam dua atau tiga bulan ke depan, atau bertepatan dengan masa panen kedelai.
kepala Dishutbuntan KSB, Ir I Gusti Bagus Sumbawanto M.Si, menyebutkan, usia tanaman kedelai saat ini telah mencapai 40 hingga 60 hari. Secara keseluruhan, luas lahan yang dipakai pada Musim Kemarau (MK) 2 mencapai 3000 hektar. Pada musim panen nanti, dalam satu hektar lahan ditaksir paling sedikit akan menghasilkan 1 ton kedelai. Artinya akan ada 3000 ton kedelai di Sumbawa Barat. “Kami khawatir petani akan kapok menanam kedelai jika kita tidak menyiapkan dana talangan. Karena dari pengamatan kami di lapangan, harga jual kedelai cukup jauh dari harga yang ditetapkan pemerintah,” ungkap Sumbawanto kepada SAMAWAREA di ruang kerjanya, Selasa (15/9).
Harga kedelai di tingkat eceran sambung Sumbawanto, berada di kisaran harga Rp 5.000/kg dan paling tinggi Rp 6.000/kg, padahal pemerintah melalui Menteri Perdagangan menetapkan harga pembelian kedelai petani (HBP Kedelai) sebesar Rp 7.700/kg. “Belum ada jaminan pasar untuk kedelai, jadi dana talangan mutlak dibutuhkan untuk menstabilkan harga, apalagi saat ini merupakan awal penanaman kedelai dengan luas lahan yang cukup besar, jangan sampai petani takut untuk menanam kedelai pada tahun berikutnya,” tambah Sumbawanto mengingatkan.
Ia menekankan, sangat penting perhatian pemangku kebijakan dalam menyelematkan petani, khususnya kepada petani yang telah bersedia menanami kedelai pada musim tanam MK 2. Perhatian itu nantinya dapat dilanjutkan dengan menyediakan dana talangan secara kontinyu. Itu akan sangat berguna, selain kepada petani juga sebagai bentuk dukungan program upaya khusus (Upsus) swasembada pangan.
Cacatan Dishutbuntan, pertumbuhan produksi kedelai dalam 4 tahun terakhir mengalami penurunan hingga 11,55 %. Produksi tertinggi dicapai pada 2011 dengan capaian 1.483 ton, dan tahun 2014 hanya mampu produksi 784 ton. Untuk 2015, Upsus Kedelai yang ditargetkan Provinsi bagi Sumbawa Barat adalah 6000 ton produksi dengan luas lahan tanam 1.350 hektar. Namun oleh pemda KSB, luas areal tanam ditingkatkan menjadi 6000 hektar guna memenuhi target produksi. (AR/SR)