Genderang iGEM Siap Ditabuh 

oleh -165 Dilihat

Boston, SR (31/10)

Registrasi peserta di panitia IGEM, Hynes Convention Center, Boston
Registrasi peserta di panitia IGEM, Hynes Convention Center, Boston

Hari kedua di Boston, Tim Sumbawagen sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan dan iklim setempat. Selain sudah mampu berkunjung ke beberapa tempat secara mandiri, tim juga sudah biasa merasakan dinginnya suhu 15 derajat celcius di musim gugur ini sehingga tidak terlalu mengkhawatirkan. Hanya jika keberadaan Tim Sumbawagen hingga Desember mungkin akan sangat terasa menyakitkan karena memasuki musim dingin dengan suhu minus 30 derajat celcius. Tim akan berada di Boston hingga 5 November sehingga tidak akan melalui musim dingin yang berlangsung hingga Februari, selanjutnya berganti musim semi dan panas. Meski musim gugur saat ini terasa dingin, namun semangat tim untuk menghadapi kompetisi dunia–iGEM (International Genetically Engineered Machine) tetap membara. Persiapan tak mengenal lelah terus dilakukan, sehingga untuk tiga hari ke depan Tim Sumbawagen tidak akan beranjak untuk melakukan evaluasi, mencari referensi guna memperkaya wawasan, melatih mental dan paling penting meningkatkan spritual mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.

Berinteraksi dengan tim New Carolina Amerika
Berinteraksi dengan tim New Carolina Amerika

 

Berdasarkan jadwal, kompetisi iGEM yang diikuti lebih dari 200 peserta dari berbagai negara di dunia yang ditantang untuk mengembangkan prototype organisme berbasis synthetic biology, akan mulai dilaksanakan Kamis (30/10) yang ditandai dengan opening ceremony, di Hynes Convention Center, Boston, Massachusets. Esoknya, Jumat (31/10) genderang laga itu bertabuh. Ada banyak sesi yang akan menguji kemampuan dan penampilan para peserta dari berbagai negara yang akan berlangsung sejak pagi hingga tengah malam. Tim Sumbawagen terdiri dari 8 mahasiswa dan dua dosen telah membagi peran untuk bergerilya menginput informasi, potensi sekaligus ‘merekam’ presentasi tim negara lain guna menambah pengetahuan. Sebab Tim Sumbawagen akan tampil memberikan presentasi pada 2 November mendatang sehingga masih memiliki waktu luang untuk melakukan hal tersebut.

Persahabatan, Pemasangan Poster Sumbawagen oleh tim dari Amerika
Persahabatan, Pemasangan Poster Sumbawagen oleh tim dari Amerika

Misalnya, Adelia Elviantari akan berada di ruangan bersama tim dari CU-Boulder, Michigan, dan Hongkong HKUST. Cindy Suci Ananda dengan peserta Korea U Seoul, Stanford Brown Spelman, dan HUST-Innovators. Muhammad Al-Azhar dan Rian Adha Ardinata bergabung di ruangan yang pesertanya dari HIT Harbin, NTNU Trondheim, dan Penn. Sausan Nafisah (instruktur) bergabung dengan peserta SCUT-China, Utah Stated dan Imperial. Maya Fatriana (instruktur) dengan peserta dari HUST-China, Tokyo NoKoGen, dan Bratinschweig. Mochammad Isro Alfajri membaur bersama UT-Tokyo, HZAU-China, dan NUDT China. Demikian Yulianti dengan peserta dari Nevada, William and Mery, dan Concordia. Fahmi Dwilaksono dengan UFMG Brazil, WPI-Woscester dan KAIT Japan. Serta Indah Nurulita bergabung satu ruangan dengan peserta dari Colombia, WLC-Milwaukee dan Purdue. Untuk sesi kedua mahasiswa UTS dari masing-masing ruangan bergabung dalam satu grup masih mendengar presentasi dari berbagai perguruan tinggi di seluruh dunia, di antaranya Kyoto, Duke, Queens Canada, Freiburg, ETH Zurich, Tianjin, Uppsala, Calgery, OU Norma, Reading, Tec-Monterrey, Oxford, York, UCL, Metu Turkey, dan Washu St Louis, termasuk peserta dari Universitas Indonesia (UI) dan Institut Tekhnologi Bandung (ITB). Setelah menghela napas selama beberapa menit usai sesi kedua, mereka kembali hadir mengikuti presentasi sesi ketiga yang pesertanya berasal dari Israel, India, Valencia, Meksiko, Virginia, Swedia, China, Perancis, Taipe, dan dua universitas dari Amerika yaitu Cambrige JIC, dan MIT Boston selaku tuan rumah. Kehadiran mereka menjadi sangat penting, selain menyerap materi yang dipresentasikan tim lain, juga bisa mengetahui tipikal atau jenis pertanyaan yang diajukan tim juri.

Baca Juga  Ratusan Siswa SD dan SMP Berlomba Dalam Festival Tunas Bahasa Ibu
Gladi resik tim Sumbawagen
Gladi resik tim Sumbawagen

Beranjak sore, semua tim diminta mengikuti seminar (workshop) untuk menambah wawasan atau mendapat pengetahuan baru sehingga terangkum menjadi satu yang nantinya akan bermanfaat tidak hanya bagi Tim Sumbawagen tapi juga mahasiswa FTB UTS lainnya yang ada di Sumbawa. Sebab dalam seminar ini, para pakar di bidangnya masing-masing akan menjadi narasumber. Di sini Tim Sumbawagen disebar ke berbagai ruangan dengan menginput materi yang berbeda-beda. Seperti Sausan akan mengikuti seminar tentang Mothwork Modeling Biology with Simbiology. Seminar ini akan mengupas tuntas soal model aplikasi matematika dalam sintetiq biologi. Kemudian Fajri untuk seminar “Showcase Lightning Talks” yang akan membahas tentang enterpreneur bagaimana berwirausaha dari syntetic biologi. Pakar yang menjelaskan masalah ini adalah mereka yang telah sukses berkecimpung di dunia tersebut. Azhar dan Rian untuk seminar Synenergene Frame Reflection, yang membahas tentang perbedaan sudut pandang antara syntetic biologi dengan topik lain. Selanjutnya Indah dan Adel didistribusikan untuk mengikuti seminar Building Utopia. Seminar ini akan menjelaskan tentang aplikasi syntetic biologi untuk organ buatan atau bagaimana pengembangan organ-organ buatan melalui sintetic biologi.

Mendapat wejangan dari Dekan FTB UTS, Dr Arief Witarto, Ph.D
Mendapat wejangan dari Dekan FTB UTS, Dr Arief Witarto, Ph.D

Sedangkan Maya dan Yuli ditempatkan di seminar Plants for iGEM, yang membahas tentang tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan syntetic biology. Seminar lainnya adalah Perspectives from iGEM Veterans and Mentors. Pada seminar ini Sumbawagen sengaja menempatkan Cindy dan Fahmi, karena keduanya merupakan leader yang harus banyak menggali informasi mengenai iGEM seperti tipikal penjurian, project yang dibuat, pendanaan dan lainnya, yang semuanya akan bermanfaat bagi Tim Sumbawagen ke depan. Intinya dalam seminar ini lebih pada sharing pengalaman para veterans dan mentor (partisipan) yang sebelumnya pernah mengikuti iGEM. Setelah semua tim mengikuti seminar, mereka diarahkan ke ruangan Hall C (lantai dua) mengikuti Poster Session (sesi poster). Masing-masing tim menyiapkan poster tentang proyeknya yang nantinya akan dijelaskan kepada peserta lain sebagai pengunjung.

Fajri dan Azhar, Tim Sumbawagen
Fajri dan Azhar, Tim Sumbawagen

Di sini akan diuji kemampuan tim dalam menjelaskan sejauhmana penguasaan mereka tentang proyek yang ditampilkan. Pasalnya sesi ini memiliki waktu yang panjang sekitar 150 menit sehingga memberikan peluang kepada tim lain untuk mengajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya. Berbeda ketika sesi presentasi yang hanya memberikan waktu sekitar 7 menit sehingga tanya jawab sangat terbatas. Bagi peserta yang sangat paham terhadap proyeknya akan aman. Kegiatan di hari pertama ini akan berakhir pukul 22.30 Wita. Namun sebelummya semua peserta akan mengikuti community dinner di Ballroom Hynes Convention Center. Pada momen makan malam ini, tim Sumbawagen diberikan kesempatan untuk sharing dan membangun jaringan dengan peserta dari negara lain. Intinya ajang menjalin persahabatan.

Baca Juga  Pelari Sumbawa Juara Kedua 1000 Meter Nasional

Esok hingga dua hari ke depan, mereka kembali dihadapkan dengan sesi-sesi yang cukup berat. Meski demikian dengan spirit yang tinggi, mahasiswa FTB UTS ini terus mempersiapkan diri secara maksimal dan berharap menjadi salah satu yang terbaik di ajang dunia ini.

Sausan Nafisah—instruktur Sumbawagen berharap dari berbagai sesi yang diikuti akan terbangun pola pikir dan mental yang kuat dari timnya, sehingga mampu tampil maksimal di hadapan dewan juri. Selain itu di semua lini, tidak hanya dirinya tapi juga anak didiknya dapat membuka jaringan (network) baik sesama mahasiswa, antar mahasiswa dan instruktur, atau antar instruktur, dan secara tidak dengan founding. Karenanya di berbagai sesi nanti mereka diharapkan dapat menginput informasi lebih banyak dan menjadi peserta aktif dalam seminar. “Tidak hanya menambah pengetahuan, tapi belajar untuk berani,” ucapnya ahli matematika dan Bahasa Inggris ini. Yang paling penting lagi, tim harus berlatih listening karena mereka berada satu ruangan dengan tim dari Amerika, Inggris dan negara-negara lain yang akan mengajukan sejumlah pertanyaan. “Jika tidak mempersiapkan dari skarang, itu bisa bahaya,” ujarnya mengingatkan. Meski demikian persiapan dari timnya sudah cukup baik, hanya ada beberapa yang perlu disempurnakan.

Wejangan Dekan FTB UTS

Sementara Dekan FTB UTS, Dr Arief Witarto Ph.D, mengingatkan mahasiswanya untuk bisa tampil maksimal. Penampilan itu merupakan kerja tim bukan mengedepankan egoisme individu. “Kita datang di sini bukan karena kehebatan individu, tapi kerja tim,” kata Doktor Arief—akrab Ia disapa saat menerima mahasiswanya di Hotel Seraton, Boston.

Ibarat gunung, tim Sumbawagen sudah berada di puncak. Karenanya dapat saling menjaga agar tidak jatuh. Tunjukkan bahwa Tim Sumbawagen layak berada di podium iGEM dan membuktikan jika mahasiswa Sumbawa lebih unggul dari mahasiswa di Amerika dan negera-negara di dunia lainnya.

Di bagian lain, Doktor Arief juga mengingatkan, bahwa mengikuti kompetisi iGEM bukan hanya mencari juara namun pengalaman, wawasan dan jaringan. “Carilah teman sebanyak-banyaknya untuk sharing informasi yang bermanfaat bagi diri dan UTS ke depan. Dan jangan lupa tetap mendekatkan diri kepada Allah SWT,” saran Doktor Arief.

Banjir Dukungan

Keberangkatan tim Sumbawagen mengikuti IGEM Competition ke Boston Amerika menjadi pembicaraan hangat di jejaring sosial khususnya di tanah air. Dukungan pun terus mengalir. Tak sedikit juga yang menghubungi langsung tim memberikan doa dan harapan. Semoga ikhtiar ini menjadi sesuatu yang bermakna dalam upaya membangkitkan gairah berdaya saing global dan menciptakan generasi unggul yang mampu memberikan masa depan bagi bangsa dan negara. (*) Baca juga di Gaung NTB

 

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *