Sumbawa Besar, SR (26/04)
Meski menjanjikan masa depan cerah, program Magang ke Jepang ternyata belum begitu menarik minat masyarakat di Kabupaten Sumbawa. Buktinya sejak pendaftaran dibuka awal Maret lalu hingga saat ini, tercatat 15 pelamar yang mengambil formulir, dan hanya 4 di antaranya yang mengembalikannya.
Masih minimnya peminat program magang ini menurut Kabid Pelatihan dan Produktifitas Disnakertrans Kabupaten Sumbawa, Dwi Istianto S.Pd, disebabkan persyaratan yang cukup ketat. Untuk tamatan SMA, minimal memiliki umur 20—25, sementara S1 maksimal 26 tahun termasuk memiliki sertifikat kursus keterampilan minimal 200 jam. “Seleksi yang juga mirip-mirip militer mungkin menjadi salah satu penyebab kurangnya minat magang ke Jepang,” ungkapnya.
Untuk diketahui, tahun lalu dari 17 pelamar hanya 5 yang dinyatakan lulus. Kondisi ini cukup memberikan gambaran betapa ketatnya seleksi untuk terpilih menjadi peserta magang di negeri matahari terbit tersebut.
Untuk menumbuhkan minat masyarakat mengikuti program magang ini Disnakertrans akan terus melakukan sosialisasi secara intensif baik di kecamatan sampai desa, mengingat waktu pendaftaran hingga Oktober 2014.
Dwi berharap dengan rentang waktu yang masih lama ini sosialisasi yang mereka lakukan dapat menggugah keinginan masyarakat untuk berbondong-bondong mendaftar.
Selain mendapat gaji sambung Dwi, ada beberapa keuntungan yang diperoleh masyarakat mengikuti program magang ini. Mereka akan diberikan sertifikat yang dapat digunakan untuk bekerja di perusahaan Jepang yang ada di Indonesia. (*)