Sumbawa Besar, SR (30/04)
Kantor PLN Rayon Utan, Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa, dilempar sekelompok massa, Senin (28/4) malam sekitar pukul 21.00 Wita. Sekelompok orang tak dikenal ini menghujani kantor tersebut menggunakan batu menyebabkan kaca jendelanya pecah. Petugas jaga pun panik, dan berusaha menyelamatkan diri. Situasi kembali tenang setelah aparat kepolisian Polsek setempat terjun ke lokasi kejadian.
Kapolsek Utan, IPDA DR Joko Gatot yang dihubungi, Selasa (29/4) membenarkan adanya kasus tersebut sesaat setelah padamnya listrik di wilayah Utan dan sekitarnya. Padamnya listrik ini tidak berlangsung lama, dan kembali menyala setelah dilakukan perbaikan terhadap gangguan mesin yang terjadi secara mendadak.
“Kami sudah komunikasikan dengan PLN, bahwa padamnya listrik ini tanpa unsur kesengajaan dan terjadi secara tiba-tiba akibat gangguan tekhnis di mesin pembangkit PLTD Labuan Sumbawa,” kata perwira ramah ini.
Ia menyesalkan tindakan sekelompok orang melakukan tindakan pengrusakan. Harusnya kasus itu tidak terjadi apabila kelompok itu meminta klarifikasi dari pihak PLN agar mengetahui secara jelas kondisi yang terjadi. Apalagi padamnya listrik ini tidak terencana dan tidak diprediksi sebelumnya. Selama ini diakui Kapolsek Gatot, ketika ada pemeliharaan mesin pembangkit yang berdampak dilakukannya pemadaman bergilir, pihak PLN tetap menginformasikannya kepada masyarakat baik melalui kecamatan yang kemudian diteruskan ke desa, hingga diumumkan melalui media massa. “Kalau ada gangguan mendadak itu di luar perkiraan PLN, jadi mohon dimaklumi,” ucap Kapolsek, seraya berharap masyarakat khususnya di wilayah Utan untuk tetap menjaga keamanan dan ketertiban serta kondusifitas daerah, dengan tidak terprovokasi dan tidak melakukan tindakan anarkis.
Dikonfirmasi terpisah, Nanang Prayogo selaku Kepala PLN Rayon Alas yang mengkoordinir wilayah Utan dan Rhee, mengatakan, bahwa pemadaman itu terjadi akibat gangguan mendadak di mesin pembangkit PLTD Labuan Sumbawa. Dari informasi yang diterima dari Kantor Cabang Sumbawa, ungkap Nanang, padamnya listrik ini akibat over kapasitas yakni beban melebihi kemampuan PLTD atau yang disebut under frekwensi. Dengan adanya gangguan mendadak ini, bukan hanya wilayah Utan yang padam tapi hal yang sama terjadi di wilayah Rhee, Badas, Sumbawa, Lape, Lopok dan Lenangguar. “Sungguh ini tidak terencana, karena padamnya mendadak, dan hanya berlangsung sekitar 20 menit,” akunya.
Terkait aksi pelemparan sekelompok massa, Nanang mengaku kerugian materi tidak terlalu besar, namun dampak psikologis karyawan setempat yang cukup besar. Kondisi ini membuat mereka tidak nyaman bekerja, dan merasa terancam.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian maupun kecamatan agar kasus yang terjadi ini tidak terulang kembali. Nanang menyatakan PLN akan selalu memberikan pelayanan maksimal, dan akan intensif menginformasikan setiap pemadaman yang direncanakan. “Kalau mati mendadak karena factor alam dan gangguan mesin, ini yang tidak bisa kami prediksi dan hindari, semoga dapat dimaklumi,” pintanya. (*)