Sumbawa Besar, SR
SU—oknum Guru Tidak Tetap (GTT) di SDN Lebin Kecamatan Ropang, resmi dipecat sebagai guru di sekolah bersangkutan.
Langkah ini diambil menurut kepala sekolah setempat, Wahidin, AMa.Pd, demi kebaikan sekolah, siswa, masyarakat dan tidak kalah pentingnya untuk menjaga kondusifitas.
Untuk diketahui SU, diduga melakukan sodomi terhadap sejumlah siswanyanya sesama jenis dan telah ditangkap pihak kepolisian, Minggu (9/2), berdasarkan laporan orang tua murid yang anaknya menjadi korban.
Ditemui SR belum lama ini usai menghadap Kadis Diknas Kabupaten Sumbawa, Wahidin, menuturkan bahwa pemecatan terhadap SU ini sudah dilakukan pihak sekolah pada tanggal 25 Januari, atau sesaat setelah dua orang wali murid mendatanginya untuk melaporkan perbuatan pelaku terhadap anak-anaknya. “Hari itu juga dia (SU) saya pecat tanpa pikir dua kali. Pemecatan ini juga atas keinginan wali murid dan demi kebaikan sekolah karena kita tidak ingin siswa dididik oleh oknum guru yang tak bermoral,” ujarnya.
Sebelum dipecat kata Wahidin, Ia pernah memanggil SU untuk menanyakan kebenaran tentang laporang kedua orang tua wali murid kepadanya. Namun, saat itu SU tidak mengakui sama sekali perbuatannya.
Sebelum ada orang tua murid yang melapor pihak sekolah lanjutnya, setahun yang lalu memang sempat mendengar selentingan kalau SU yang telah mengabdi sebagai GTT di SD Lebin sejak tahun 2004 dan masuk dalam daftar tenaga honorer Kategori Dua (K2) ini, pernah melakukan perbuatan tak senonoh kepada siswanya.
Namun, pihak sekolah tak terlalu mengubrisnya lantaran saat itu tak satu pun ada yang melapor. “Setahun lalu memang saya sempat mendengar kabar itu, tapi tidak terlalu dihiraukan karena tidak ada yang melapor,” tegasnya.
Selaku kepala sekolah Wahidin, mengaku tidak terlalu menaruh curiga kalau SU memiliki kelainan. Di sekolah SU yang masih berstatus lajang ini menurutnya, termasuk guru yang rajin dan memiliki disiplin yang sangat baik. “Terus terang kami tidak menyangka kalau dia berani berbuat seperti itu,” tukasnya.
Lalu bagaimana dengan kondisi siswa yang menjadi korban sodomi pelaku ?. Wahidin, menambahkan siswa yang sempat menjadi korban, tetap masuk sekolah setiap harinya. Untuk menghilangkan rasa trauma dan beban psikologisnya, guru-guru di SD Lebin tetap memberikan semangat dan motifasi agar mereka tetap semangat bersekolah.