SUMBAWA BESAR, samawarea.com (27 Oktober 2025) — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sumbawa resmi menggelar “Story Telling Museum” dan Pameran Temporer bertema Ecoprint di UPT Museum Daerah Kabupaten Sumbawa, Senin (27/10/2025).
CKegiatan ini menjadi tonggak penting dalam upaya menghadirkan museum yang lebih hidup, interaktif, dan edukatif bagi masyarakat.
Acara dibuka secara resmi oleh Bupati Sumbawa diwakili Staf Ahli Bupati Bidang Sumber Daya Aparatur dan Kemasyarakatan, Rosmin Junaidi, S.Pt., M.Si, yang dihadiri Kadis Dikbud Sumbawa, Wakapolres Kompol Ricky Yuhanda SIK, Ketua Dekranasda Kabupaten Sumbawa, Hj. Ida Fitria Syarafuddin Jarot, SE, Ketua GOW, Hj Sudarti Ansori, para kepala OPD, akademisi, dan para pelajar.
Dalam laporannya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa, Budi Sastrawan, S.IP., M.Si, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Sumbawa melalui Disdikbud dengan UPT Museum Negeri NTB. Kolaborasi ini berfokus pada reimaging museum, yakni proses penataan ulang ruang, narasi, dan fungsi koleksi agar lebih komunikatif dan menarik bagi pengunjung.
“Melalui pendekatan story telling, setiap koleksi tidak lagi sekadar benda yang diam, tetapi menjadi penutur sejarah yang hidup. Ia mengisahkan perjalanan panjang leluhur Tau Tana Samawa dan menanamkan nilai-nilai kearifan lokal kepada generasi penerus,” ujar Budi Sastrawan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa hasil kajian bersama tim kuratorial melahirkan enam subtema koleksi yang menjadi satu kesatuan narasi besar tentang perkembangan peradaban masyarakat Sumbawa mulai dari masa awal kehidupan, interaksi budaya, hingga warisan yang masih lestari hingga kini.
Selain peluncuran story telling museum, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan Pameran Temporer “Ecoprint”, yang menampilkan hasil karya pewarnaan alami berbasis tumbuhan. Pameran ini tidak hanya menonjolkan keindahan seni, tetapi juga mengangkat nilai filosofi dan keberlanjutan lingkungan.
Sebagian karya yang dipamerkan merupakan hasil kreasi peserta didik dari berbagai satuan pendidikan di Kabupaten Sumbawa, yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan teknik ecoprint pounding dari para narasumber. Selain karya siswa, turut ditampilkan karya-karya para fasilitator sebagai inspirasi bagi generasi muda.
“Kami ingin anak-anak Sumbawa tidak hanya belajar seni, tetapi juga memiliki jiwa wirausaha. Dari ecoprint, mereka bisa menciptakan produk bernilai ekonomi tinggi sekaligus menjaga kelestarian alam,” ungkap mantan Kabag Pemerintahan ini.
Dalam kesempatan tersebut, Busas–sapaan akrabnya, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Sumbawa, UPT Museum Negeri NTB, para narasumber, serta seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan kegiatan.
“Semoga kegiatan ini menjadi momentum kebangkitan peran museum sebagai pusat pembelajaran budaya dan ruang apresiasi seni yang hidup. Mari terus berkolaborasi agar budaya Sumbawa tetap relevan tanpa kehilangan jati dirinya,” pungkasnya. (SR)






