SUMBAWA BESAR, samawarea.com (9 September 2025) – Pemerintah Kabupaten Sumbawa terus menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan Kabupaten Layak Anak (KLA). Komitmen ini ditandai dengan digelarnya Rapat Pembahasan Rancangan Awal Peraturan Daerah Kabupaten Layak Anak yang dilaksanakan di ruang rapat lantai 1 Kantor Bupati Sumbawa, Rabu (10/9/2025).
Rapat tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Sumbawa, Junaedi, S.Si.A.Pt., M.Si., dan dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa, Dr. H. Budi Prasetiyo, S.Sos., M.AP., serta sejumlah perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Dalam sambutannya, Sekda Sumbawa menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menciptakan generasi unggul di masa depan. Ia mengingatkan bahwa upaya mewujudkan Kabupaten Layak Anak tidak cukup hanya dilakukan melalui forum-forum formal di ruang rapat.
“Isu-isu seperti stunting, kekerasan terhadap anak, dan pernikahan dini tidak cukup dibicarakan di meja rapat saja, tetapi juga harus menjadi perhatian langsung di lapangan. Kita harus lebih banyak turun, berinteraksi dengan masyarakat, dan memastikan program yang sudah dirancang benar-benar terlaksana dengan baik,” tegas Sekda.
Menurutnya, arahan tersebut sejalan dengan instruksi Menteri Dalam Negeri yang mendorong pemerintah daerah untuk memastikan efektivitas program perlindungan anak secara langsung di masyarakat.
Lebih lanjut, Sekda juga menyoroti pentingnya pendekatan langsung kepada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. “Anak-anak adalah aset bangsa. Pendekatan yang intensif harus dilakukan agar mereka tumbuh sehat, cerdas, dan bebas dari kekerasan. Inilah fondasi awal membentuk generasi unggul di masa mendatang,” tambahnya.
Hal senada disampaikan Kepala DP2KBP3A, Junaedi A.Pt., M.Si, bahwa keberhasilan mewujudkan Kabupaten Layak Anak membutuhkan komitmen kuat dan dukungan lintas sektor yang terintegrasi.
“Kita tidak bisa bekerja sendiri. Perlu adanya tim dan gugus tugas yang solid, serta partisipasi semua pihak—pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan media. Kita juga harus menjaga seluruh hak dan kesehatan anak-anak, agar mereka siap menghadapi bonus demografi yang akan datang,” jelas Junaedi.
Ia mengingatkan bahwa bonus demografi bisa menjadi peluang besar apabila dipersiapkan dengan kualitas sumber daya manusia yang memadai. “Jangan sampai kita menang dari segi jumlah, tapi kalah dalam kualitas. Anak-anak hari ini adalah wajah Indonesia masa depan,” tandasnya.
Rapat ini diharapkan menjadi langkah awal yang konkret dalam penyusunan regulasi daerah yang berpihak pada anak, serta memperkuat koordinasi antarinstansi demi mewujudkan Sumbawa sebagai Kabupaten Layak Anak yang sesungguhnya. (SR)