Demam Berdarah Merebak, Januari Tercatat 89 Kasus, Tertinggi di Moyo Hulu

oleh -249 Dilihat
Kadis Kesehatan Junaedi A.Pt., M.Si, gencar melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah untuk pencegahan penyebaran DBD

SUMBAWA BESAR, samawarea.com (1 Februari 2025) – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) tengah merebak di sejumlah kecamatan di Kabupaten Sumbawa, seiring dengan meningkatnya kasus sejak awal tahun. Pada Januari 2025, tercatat 89 kasus DBD, angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2024 lalu, yang hanya mencapai 21 kasus. Artinya terjadi lonjakan 4 kali lipat.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa, Junaedi A.Pt., M.Si, yang dihubungi oleh samawarea.com, Sabtu (1/2/25), menjelaskan bahwa penyebaran DBD terjadi hampir di seluruh kecamatan. Namun, kecamatan dengan jumlah kasus tertinggi adalah Moyo Hulu yaitu 16 kasus DBD.

Beberapa kecamatan lain yang juga tercatat memiliki jumlah kasus signifikan antara lain Lunyuk dengan 13 kasus, Empang 9 kasus, serta Lopok dan Sumbawa yang masing-masing mencatat 8 kasus. Sementara itu, Kecamatan Badas melaporkan 5 kasus, dan sejumlah kecamatan lainnya seperti Alas, Moyo Hilir, Unter Iwis, dan Alas Barat masing-masing 4 kasus. Kasus DBD dengan jumlah lebih sedikit tercatat di Lape, Plampang, dan Tarano.

Baca Juga  Percepat Pemulihan Pasca Gempa, Gubernur NTB Rapat di Mushollah

“Penderita yang masih dirawat di rumah sakit ada 6 orang, terdiri dari 5 pasien yang dirawat di RSUD Sumbawa dan 1 di Rumah Sakit Manambai Abdulkadir,” tambah Junaedi.

Menurut Jun, penyebaran DBD dipengaruhi beberapa faktor, seperti perubahan iklim, tingginya curah hujan, serta meningkatnya populasi nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk betina jenis ini membawa virus dengue dan menularkannya kepada manusia melalui gigitan. Selain itu, lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya juga menjadi faktor pendukung penyebaran penyakit ini.

Untuk mengatasi wabah DBD, Dinas Kesehatan Sumbawa telah melakukan sejumlah langkah pencegahan. Selain melakukan fogging (penyemprotan insektisida), Dikes Sumbawa lebih mengutamakan pembasmian jentik nyamuk dengan menggiatkan program 3M (Menguras, Menutup, dan Menguburkan atau mendaur ulang) tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

Baca Juga  Kapasitas Penyuluh dan Petani Sumbawa Ditingkatkan

“Pencegahan dengan cara fogging hanya membunuh nyamuk dewasa bukan jentik. Inilah pentingnya gotong royong mencegah penyebaran DBD dengan cara 3M,” ujarnya.

Sosialisasi juga gencar dilakukan di berbagai sekolah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan DBD. Salah satu upaya penting dalam kegiatan ini adalah pembentukan Pemantau Jentik Cilik (Pemantik), yang melibatkan siswa-siswa sekolah setempat untuk membantu memantau dan mencegah berkembangnya jentik nyamuk di lingkungan sekitar mereka.

“Baru-baru ini kami melakukan sosialisasi di beberapa sekolah, seperti SDN 2 Lopok, SDN Langam, SDN 3 Lape, SDN Simu, dan SDN 1 Plampang. Ini adalah bagian dari upaya pengendalian dan pencegahan DBD di wilayah kami,” ungkap Jun.

Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa terus berupaya untuk mengurangi jumlah kasus dan mencegah penyebaran penyakit ini lebih lanjut. (SR)

rokok pilkada NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *