Oleh : Dwi Sagita (Mahasiswa Pascasarjana di IPB University)
Dewasa ini perkembangan ilmu dan teknologi semakin pesat, perlu adanya penyesuaian dan juga keterlibatan semua elemen dalam membangun kemajuan dari berbagai sektor. Berkontribusi dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan era modern menjadikan penyesuaian terhadap prilaku dan produk yang akan dihasilkan. Sebagai salah seorang yang diberikan kesempatan memperdalam ilmu dalam bidang pangan, tentu ini menjadi titik awal dalam keterlibatan saya dalam memajukan bidang pangan. Pangan menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam keberlangsungan hidup manusia. Pangan menjadi salah satu tiang utama dalam menentukan proses kehidupan terutama dalam menghasilkan generasi dan kemajuan produk pendidikan.
Sejak 2019 saya menempuh pendidikan di wilayah NTB dengan fokus ilmu
pangan, yang mana kita ketahui pangan adalah bagian dari pertanian dan pulau
Sumbawa dan Lombok dengan mayoritas penduduknya bertani. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu kebutuhan dan ketersedian pangan oleh masyarakat semakin bervariasi. Sehingga ini menjadi tantangan dalam dunia akademisi agar mampu memecahkan masalah/memberikan solusi. Tentu tidak akan 100% mampu
membantu masyarakat dengan berbagai kebutuhan dan permasalahan yang
dihadapi, namun ini bisa menjadi suatu langkah awal untuk ikut berpartisipasi
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pangan.
Keilmuan yang akan selalu berkembang menuntun kita untuk lebih fleksible menerima juga memfilter suatu pengetahuan yang ada. Sebagai mahasiswa yang bertumpu dibidang ilmu pangan yang mana pangan sendiri sangat erat kaitannya dengan segala sesuatu yang dikonsumsi masyarakat di sekitar kita. Bisa dengan implementasi pengolahan bisa juga dengan memberikan arahan atau gambaran
terkait pangan yang sehat. Sebagai ahli panganmampu mengedukasi masyarakat, petani, dan pelaku industri lokal mengenai pentingnya gizi yang seimbang. Seperti pelatihan-pelatihan tentang pola makan sehat, pemilihan bahan pangan bergizi, dan cara memasak yang baik untuk mendukung pertumbuhan anak dan kesehatan ibu
hamil khususnya.
Meningkatkan efisiensi dari suatu bahan pangan yang memiliki peran fungsional yaitu bermanfaat bagi kesehatan. Pengembangan/inovasi dengan diversifikasi tanaman dan pangan lokal. Seperti yang kita ketahui pulau NTB
memiliki pohon kelor yang melimpah dan biasa digunakan sebagai pakan ternak. Kelor memiliki potensi besar dalam produksi pangan lokal yang kaya gizi. Mengembangkan program untuk mengoptimalkan pemanfaatan produk pangan lokal yang kaya akan kandungan senyawa bioaktif yang membantu terhindar dari penyakit degeneratif.
Pemerintah NTB bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB
berkolaborasi dalam kegiatan tahunan GEMARIKAN (Gemar Makan Ikan). Terjun langsung ke daerah dengan tingkat stunting yang cukup tinggi. Ini adalah wadah edukasi yang besar bagi saya dan ikut andil didalamnya. Dengan pendekatan kesehatan dan gizi yang terintegrasi dalam pencegahan stunting. Memberi edukasi yang berbasis pada pola makan bergizi, pemberian ASI eksklusif, dan perbaikan sanitasi. Serta edukasi terhadap ibu hamil khususnya terkait pentingnya nutrisi pada anak bahkan saat masih dalam kandungan.
Menciptakan makanan bergizi dari bahan pangan lokal yang bisa dikonsumsi dengan harga terjangkau oleh keluarga di daerah. Tumbuhan kelor mampu dijadikan bahan utama dalam fortifikasi pangan. Menunjang gizi anak dengan nugget ikan fortifikasi tepung kelor,bakso ikan fortifikasi tepung kelor.
Pengolahan kelor menjadi tepung cukup mudah, akan tetapi perlu untuk memperhatikan sanitasi dan dosisnya. Sehingga perlu adanya arahan dan juga
implementasi secara langsung tekait dengan proses pengolahannya.
Pengembangan riset dan inovasi dalam pangan yang berfokus pada masalah
pangan lokal yang bergizi, terjangkau dan juga teknologi tepat guna yang dapat
diterapkan di masyarakat. Membangun kolaborasi riset dengan universitas dan
lembaga penelitian lain di bidang pangan, pertanian, dan kesehatan untuk
menemukan solusi baru yang lebih efektif untuk mengatasi masalah pangan dan stunting. Menciptakan program sosial dalam mrngrdukasi petani tentang pertanian yang mengutamakan keberagaman jenis tanaman yang kaya akan gizi dan dapat mencegah stunting dan bekerja sama dengan ibu-ibu rumah tangga dalam meciptakan makanan bergizi dari bahan lokal.
Bergerak bersama tim GEMARIKAN yang merupakan progam tahunan
provinsi Nusa Tenggara Barat dalam menurunkan angka stunting dengan konsepvgemar makan ikan. NTB memiliki hasil laut sangat melimpah tapi mengapa stunting masih terus meningkat, ini adalah PR besar untuk kita para generasi muda. Permasalahan yang ada pada masyarakat adalah anak-anak dirasa lebih sehat jika mengonsumsi nasi yang banyak dan sayuran, ini adalah bentuk dari cidera berfikir padahal masa emas atau masa pertumbuhan anak lebih difokuskan pada protein hewani.
Ikan merupakan sumber protein hewani terbaik untuk tumbuh kembanga anak, akan tapi terdata anak-anak bagian pesisir banyak terkena stunting (Data Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB). Saya dalam hal ini melakukan penyuluhan dan memberikan edukasi proses pengolahan ikan berupa pembuatan bubur anak dengan fortifikasi daging ikan dan wortel, pembuatan nugget ikan yang difortifikasi sayur kelor dan bakso ikan, karena tidak semua masyarakat memiliki keadaan ekonomi yang mendukung, sehingga kita bisa memanfaatkan potensi lingkungan sekitar.
Mengembangkan kelor (Moringa oleifera) sebagai peningkatan produk
pangan yang sangat berpotensi, terutama dalam peningkatan ketahanan pangan dan gizi di NTB. Kelor dikenal sebagai salah satu tanaman yang memiliki banyak manfaat gizi dan bisa tumbuh dengan baik di berbagai kondisi tanah, termasuk daerah yang lebih kering atau memiliki sumber daya terbatas. Kandungan gizi yang
tinggi terutama dalam hal vitamin, mineral, dan protein. Daunnya kaya dengan vitamin A, C, dan E yang penting untuk menjaga kesehatan mata, kulit, dan sistemvkekebalan tubuh. Kalsium, potasium, dan zat besi yang mendukung kesehatan tulang, jantung, dan pembentukan darah. Asam amino yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan.
Kelor mampu menjadi superfood yang bisa membantu meningkatkan gizi
masyarakat, terutama untuk mencegah kekurangan gizi dan stunting. Kelor
dimanfaatkan dengan beragam variasi seperti daun segar, bubuk daun kelor, minyak kelor, bahkan akar dan bijinya yang memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan. Kelor juga dapat dijadikan bahan baku produk-produk pangan olahan yang bergizi, seperti tepung kelor, suplemen, atau bahan baku obat tradisional. Pengenalan kelor mampu menciptakan pendekatan terhadap masyarakat dalam menjalan pola makan
yang sehat terutama anak-anak dalam masa pertumbuhan.
Mengembangkan kelor sebagai pangan bergizi, tetapi juga bisa mengedukasi masyarakat untuk menanam kelor di pekarangan rumah sebagai sumber pangan lokal yang mudah diakses dan terjangkau. Selanjutnya sebagai ahli
pangan juga melakukan riset untuk mengembangkan cara-cara baru dalam
memanfaatkan kelor dari sisi pengolahan pangan. Dengan mengembangkan produk pangan berbasis kelor yang menarik dan bergizi. Sehingga mampu meningkatkan
peluang untuk kemitraan dengan universitas, lembaga riset, ataupun industri pangan. Fokus pada pengolahan dan standarisas dalam menghasilkan suatu produk. Perlu dikaji dan diteliti bahwa kelor adalah tumbuhan dengan kandungan senyawa bioaktif yang kaya antioksidan dan betakaroten (provitamin A) yang mungkin dalam pengonsumsiannya hanya sebagai sayuran, tapi dengan keilmuan
yang ada mampu merubah kelor menjadi teh herbal dan tepung-tepungan dalam pembuatan nugget, kue kering, brownies dan mie. Akan tetapi, dalam konsentrasi yang disesuaikan karena langu dari kelor masih menjadi hal yang belum diterima bagi sebagian orang. Sehingga mampu menghasilkan produk pangan yang memiliki nilai fungsional dan dapat diterima dengan baik dari segi sensori.
Pengembangan kelor untuk menjadi pangan sebagai antioksidan, antikolestrol, anti-inflamasi, imunodulator dan pangan dengan nutrisi vitamin A, C, dan K, serat juga zat besi. Terkait stunting kelor mampu memberikan manfaat yang mampu menurunkan angka stunting. Karena stunting masuk dalam kategori
malnutrisi yang menghambat pertumbuhan anak-anak. Tak hanya kandungan di atas kelor juga kaya akan asam amino esensial yang juga terlibat dalam perkembangan dan pertumbuhan anak. Bahan pangan di sekitar yang telah tersedia dengan mudahnya untuk dimanfaatkan dan dirasakan khasiatnya.
Berbicara terkait pangan fungsional yaitu pangan yang mampu memberikan
efek kesehatan dengan mencegah penyakit-penyakit degeneratif. Kelor adalah salah satu pilihan yang tepat karena kandungan senyawa bioaktifnya yang sangat beragam.
Pengembangan kelor menjadi produk yang tidak hanya menjadi jamuan
biasa, akan tetapi lebih bernilai ekonomis. Tidak hanya menuntaskan masalah stunting, masalah penyakit lain juga ikut menurun dengan memperbaiki pola asupan makanan dan diet pangan yang tepat. Dengan penduduk yang terus bertambah sebagai ahli pangan maka harus mampu menghasilkan produk pangan yang memenuhi kebutuhan di masyarakat dan lebih awaer terhadap permasalahan pangan yang ada. (*)
Wishhh
Sangat berguna dan bermanfaat informasi nya Kak
Terimakasih
Wishhh
Terimakasih Kak informasinya
Semoga bermanfaat untuk semuanya
terima kasih ilmunya, sangat bermanfaat dan banyk informasi yg bisa di ambil…semoga bermanfaat bagi semuanya
ilmu yang sangat bermanfaat, semoga bisa lebih memajukan pangan tanah samawa