Sumbawa Barat, Samawarea.com ( 16/8/2024) Sebuah insiden mengejutkan terjadi ketika Amna Kaila, seorang siswa dari MAN 1 Taliwang, terpaksa melepas jilbabnya saat pengukuhan Paskibrata yang diokukuhkan langsung oleh Presiden RI Amna Kaila yang bertugas sebagai petugas pembawa baki dalam upacara peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia di Ibu Kota Negara (IKN). Kejadian ini mengejutkan banyak pihak, terutama dari lingkungan sekolah dreligius.
Kepala Sekolah MAN 1 Taliwang, Abdul Aziz, S.Ag., mengungkapkan rasa kecewa dan kekagetannya setelah mengetahui hal tersebut. “Saya sangat terkejut ketika mendengar bahwa Amna Kaila harus melepaskan jilbabnya saat bertugas. Sekolah kami berlatar belakang agama yang mewajibkan penggunaan jilbab. Jika ada aturan yang melarang penggunaan jilbab sebelumnya, tentu kami tidak akan mengikutsertakan Amna untuk mewakili sekolah dalam acara tersebut,” ujar Abdul Aziz dengan nada marah dan kecewa.
Abdul Aziz menambahkan bahwa Amna Kaila berasal dari keluarga yang sangat taat beragama. Amna dikenal sebagai sosok yang rajin beribadah, pintar, cerdas, dan memiliki akhlak yang luar biasa. “Selama ini, setahu saya, dia tidak pernah melepaskan jilbabnya. Namun, setelah dia dibawa ke IKN, komunikasi kami dengan Amna ataupun pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan upacara 17 Agustus terputus. Kami hanya mengetahui kejadian ini dari media sosial, yang membuat seluruh guru sangat terkejut,” lanjut Abdul Aziz.
Lebih lanjut, Abdul Aziz menyatakan keyakinannya bahwa Amna Kaila tidak dengan sukarela melepas jilbabnya, melainkan terpaksa mengikuti aturan yang ada. “Amna masih kelas 2 SMA, masih dalam proses pembentukan karakter, dan sangat patuh terhadap aturan. Karena itulah, kami yakin dia melepaskan jilbabnya karena desakan aturan, bukan atas kehendaknya sendiri,” tambahnya.
Kepala sekolah itu juga menyampaikan kekhawatiran tentang kemungkinan reaksi negatif dari masyarakat ketika Amna Kaila kembali ke Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). “Kami khawatir dia akan dicibir dan dihakimi secara sepihak oleh orang lain. Karena itu, kami meminta masyarakat untuk lebih bijak dalam menilai persoalan ini, agar mental Amna tidak terganggu. Kami yakin Amna adalah korban dari sistem yang ada,” ungkapnya dengan penuh keprihatinan.
Meski demikian, Abdul Aziz bersyukur karena setelah adanya desakan dari berbagai pihak, aturan tersebut telah diubah dan Amna Kaila sekarang diizinkan untuk kembali menggunakan jilbab saat bertugas. “Ini menjadi pelajaran bagi kami. Tahun depan, kami akan lebih berhati-hati dan memastikan aturan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran di sekolah,” tegasnya.
Di akhir pernyataannya, Abdul Aziz menyampaikan bahwa jika di masa mendatang masih ada aturan yang melarang penggunaan jilbab, pihak sekolah tidak akan ragu untuk menarik siswanya dari acara tersebut. “Kami berharap ketika Amna kembali ke sekolah, dia bisa diterima dengan baik tanpa ada rasa tidak nyaman atau serba salah,” pungkasnya.