Surau Atok Ijuak: Menggali Kearifan Minangkabau Melalui Warisan Budaya

oleh -1085 Dilihat

Oleh : Fauzan Aldi Yudha
Jurusan Sastra Minangkabau ,Universitas Andalas

Membahas persoalan kearifan budaya yang ada di Minangkabau memang seperti tidak ada habisnya. Tak heran jika Minangkabau dikenal sebagai salah satu suku bangsa yang kaya akan tradisi dan budayanya yang unik dan beragam. Beberapa keberagaman yang ada berhasil membentuk identitas masyarakat Minangkabau itu sendiri. Seperti ungkapan Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, sebuah filosofi Minangkabau yang menggambarkan keterpaduan antara adat dan syariat Islam dalam masyarakat Minangkabau. Berbicara mengenai hal ini, surau adalah salah satu objek yang tepat untuk kita kaji.

Tak hanya sebagai tempat untuk beribadah dan belajar agama Islam, bagi masyarakat Minangkabau surau juga merupakan sarana tempat untuk melakukan aktivitas-aktivitas adat dan nagari. Berbeda dengan surau-surau pada umumnya, surau yang akan kita bahas pada tulisan ini memiliki arsitektur yang unik dan menarik. Bagaimana tidak, dari kejauhan saja orang dapat dengan mudah mengidentifikasi bahwa bangunan ini merupakan bangunan Istimewa karena dapat dilihat dengan jelas perbedaan surau ini dengan surau lainnya yaitu atap berbahan ijuk yang dibuat bertingkat dan menyerupai bujur sangkar. Karena hal tersebutlah surau ini dinamakan dengan Surau Atok Ijuak atau di dalam Bahasa Indonesia berarti Surau Atap Ijuk.

Surau yang kurang lebih sudah berusia sekitar 500 tahun ini masih berdiri dengan kokoh di Korong Pauh, Nagari Sicincin, Kecamatan 2 x 11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Salah satu cagar budaya ini juga tak jarang dijadikan para masyarakat setempat dan masyarakat dari luar daerah sebagai objek wisata religi.

Identitas masyarakat Minangkabau seperti yang tergambar dalam filosofi Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, pun juga terpancar dalam Surau Atok Ijuak ini. Melalui ukiran-ukiran khas Minangkabau dan atap gonjongnya membuat bangunan surau ini hampir menyerupai bangunan rumah gadang yang merupakan rumah adat Minangkabau. Dengan dipadukan ukiran-ukiran arab yang identik dengan Al-Quran, membuat nuansa agama Islam dengan jelas dapat dirasakan yang secara tidak langsung mengajarkan pentingnya menjaga harmoni antara tradisi adat dan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.

Tak banyak bangunan surau-surau yang ada di Minangkabau mempunyai bentuk bangunan seperti Surau Atok Ijuak ini. Hal tersebut juga menjadikan surau ini unik dan menarik untuk didatangi wisatawan terutama para pegiat budaya. Pada tahun 2015 juga dilakukan perbaikan dan pemugaran pada surau ini tanpa menghilangkan bentuk awal dari Surau Atok Ijuak sebagai salah satu bentuk upaya untuk terus menjaga dan melestarikan warisan budaya yang sudah ada sejak 5 abad yang lalu serta tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Dengan demikian, Surau Atok Ijuak memang menjadi peninggalan bersejarah yang penting bagi masyarakat Minangkabau. Tak hanya memiliki nilai religi sebagai tempat ibadah dan pengajaran agama Islam tetapi juga menjadi simbol penting dari kearifan lokal dan identitas budaya Minangkabau. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, sejak setelah tahun 2015 apakah masih terus dilakukan upaya untuk menjaga surau ini. Jika hal ini dibiarkan dalam waktu yang lama maka besar potensi surau yang terbuat dari bahan kayu ini untuk lapuk dan runtuh. Seharusnya upaya untuk menjaga warisan budaya ini tetap berlanjut untuk memastikan bahwa peninggalan bersejarah ini terus terjaga dengan baik. Setelah tahun 2015, upaya untuk menjaga Surau Atok Ijuak seharusnya tetap berlanjut untuk memastikan bahwa peninggalan bersejarah ini terus terjaga dengan baik.

Namun, ketika penulis mengunjungi Surau Atok Ijuak pada bulan April 2024, terdapat beberapa kebocoran di beberapa titik pada atap yang membuat air merembes masuk ke dalam surau. Hal ini menjadi perhatian serius karena jika tidak segera ditangani, ada potensi besar bagi surau yang terbuat dari bahan kayu ini untuk mengalami kerusakan yang lebih serius seperti kerapuhan dan bahkan runtuh.
Penting untuk diingat bahwa Surau Atok Ijuak bukan hanya bangunan biasa. Surau ini memiliki nilai sejarah dan budaya yang sangat tinggi bagi masyarakat Minangkabau dan Indonesia pada umumnya.

Oleh karena itu, langkah-langkah perbaikan dan pemeliharaan yang tepat harus segera diambil untuk memastikan kelestarian dan keamanan surau ini. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah melakukan perbaikan atap secara menyeluruh untuk mengatasi kebocoran yang terjadi. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbaiki dan mengganti bagian-bagian atap yang rusak atau tidak lagi efektif. Selain itu, juga perlu dilakukan pengecekan secara berkala terhadap kondisi keseluruhan bangunan surau untuk mengidentifikasi potensi masalah atau kerusakan lainnya yang mungkin timbul. Selain perbaikan fisik, penting juga untuk melibatkan masyarakat setempat dan pihak terkait dalam upaya menjaga Surau Atok Ijuak. Kesadaran akan pentingnya menjaga warisan budaya harus ditanamkan pada semua pihak, baik masyarakat sekitar, pemerintah daerah, maupun pihak terkait lainnya. Dengan adanya dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak, diharapkan Surau Atok Ijuak dapat terus terjaga dan tetap menjadi salah satu warisan bersejarah yang berharga bagi generasi mendatang

Dengan demikian, perlunya tindakan konkret dan kolaboratif untuk menjaga Surau Atok Ijuak menjadi semakin penting mengingat kondisi terkini yang mengkhawatirkan. Kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan budaya harus menjadi prioritas agar peninggalan berharga ini tetap dapat dinikmati dan dipelajari oleh generasi selanjutnya. Seperti yang sudah kita bahas di atas bahwasannya Surau Atok Ijuak ini menjadi simbol penting dari kearifan budaya dan harmoni tradisi lokal dengan ajaran agama Islam. Kehadirannya yang unik dah berharga menunjukkan betapa pentingnya melestarikan dan menghargai warisan budaya sebagai bagian dari identitas suatu bangsa. (*)

victoria pilkada NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *