‘Geng Pelajar’ Hajar Pelajar, Dua Pelajar Jadi Korban  

oleh -164 Dilihat
Korban didampingi orang tuanya serta Kepala KCD Dikbud Propinsi dan Camat Sumbawa saat melaporkan kasus pengeroyokan di Polres Sumbawa

SUMBAWA BESAR, samawarea.com (31 Januari 2023)–Dua orang pelajar dari SMA Negeri 3 Sumbawa menjadi korban pengeroyokan sekelompok pelajar yang diduga berasal dari salah satu SMK di depan Indomaret Brang Biji, Selasa (31/1/2023) sekitar pukul 13.00 Wita.

Dari dua pelajar ini, satu orang mengalami cedera cukup parah sehingga harus divisum. Keluarga korban juga keberatan dan melaporkan kasus pengeroyokan tersebut ke Polres Sumbawa. Saat ini kasusnya ditangani penyidik Unit PPA Reserse dan Kriminal.

Informasi yang diserap samawarea.com, kejadian yang nyaris memicu tawuran ini terjadi saat korban pulang sekolah. Keduanya berboncengan sepeda motor. Tanpa diduga beberapa pelajar diduga dari sebuah SMK yang juga menggunakan beberapa sepeda motor, melaju di samping korban.

Mereka menanyakan asal sekolah korban. Ketika dijawab dari SMAN 3 Sumbawa, ‘geng pelajar’ itu mengeroyok dan menyerang kedua korban. Pengeroyokan nyaris memicu terjadinya tawuran, karena informasinya siswa SMAN 3 Sumbawa ingin melakukan aksi balas dendam.

Camat Sumbawa, Drs. Iwan Sofian yang kebetulan mendampingi korban di Polres Sumbawa, menuturkan, beberapa hari sebelumnya, sekelompok pelajar yang berkonvoi sempat melakukan provokasi dengan melempar SMAN 3 Sumbawa. Diduga karena persoalan lama yang turun temurun.

Puncaknya, siang tadi ketika anak-anak SMAN 3 pulang sekolah. Kedua korban yang baru duduk di bangku kelas 1 SMA ini, tidak mengetahui adanya permasalahan sebelumnya. Namun di jalan, keduanya dikeroyok, setelah para pelaku mengetahui korban merupakan siswa SMAN 3 Sumbawa.

Baca Juga  Hilal: JIWA Kantongi SK DPP Gerindra

Permasalahan ini sempat ditangani pihak KCD Dikbud dengan mempertemukan kedua sekolah. Karena orang tua korban tetap keberatan, akhirnya dilaporkan secara hukum dan kini ditangani Polres Sumbawa.

Sebenarnya diakui Camat Iwan, tawuran pelajar dan kasus yang menimpa korban sudah diantisipasi oleh jajarannya. Ini dibuktikan dengan adanya Tim Satgas Patroli Siswa yang dibentuk Anggota Forkopimca Sumbawa dan dikomandani Kapolsek Kota Sumbawa. Tim ini intensif melakukan patroli atau merazia para siswa yang berada di luar seolah saat jam pelajaran, dan tidak pulang ke rumah saat jam pulang. S

elain itu menyasar siswa yang bergerombol dan konvoi yang mengganggu pengguna jalan. “Ada tiga sekolah yang menjadi focus perhatian kita. Yaitu SMAN 3 Sumbawa, SMKN 2 Sumbawa dan MAN 1 Sumbawa,” sebutnya.

Untuk mencegah potensi terjadinya tawuran pelajar, ungkap Camat, di tiga sekolah ini diatur jam kepulangan agar tidak bersamaan. Tim juga sedang berkoordinasi dengan KCD dan pihak sekolah untuk menggiatkan kegiatan ekstrakurikuler agar siswa memiliki kesibukan positif dan tidak memiliki waktu berbuat hal-hal yang negatif. Tim juga perlu bekerjasama dengan orang tua siswa untuk mengintensifkan pengawasan dan bimbingan.

“Kami secara rutin akan menggelar razia di kos-kosan yang ditempati para pelajar. Sebab kos-kosan rawan dijadikan tempat berkumpul dan berbuat hal-hal yang mendegradasi moral,” ujarnya.

Baca Juga  Pembangunan SDI Bina Umat Dimulai, Bupati KSB Letakkan Batu Pertama

Secara terpisah, Kepala KCD Dinas Dikbud Kabupaten Sumbawa Propinsi NTB, Nasrullah Darwis M.Pd mengakui adanya peristiwa tersebut. Masalah ini dipicu oleh segelintir orang yang kemudian mengajak serta teman-teman lainnya, sehingga terjadi tawuran.

Untuk meminimalisir persoalan yang terjadi terus menerus ini, pihaknya telah mengkomunikasikannya dengan para kepala sekolah dari sekolah yang siswanya kerap terlibat tawuran. Selain itu berkoordinasi dengan Satpol PP untuk menggiatan razia menjaring siswa bolos, dan siswa konvoi.

Tak hanya itu kos-kosan mereka juga dijadikan sasaran razia. Sebab anak-anak bermasalah ini sebagian besar tinggal di kos-kosan dan jauh dari pengawasan orang tua.

“Kami juga meminta pihak sekolah untuk mengidentifikasi para siswa yang kerap bermasalah. Ini penting dilakukan untuk menjajaki pola pembinaan terhadap mereka,” imbuhnya.

Sebenarnya diakui Nasrullah, pembinaan yang dilakukan pihak sekolah terhadap siswanya cukup maksimal. Sanksi terhadap siswa yang melakukan pelanggaran berulang-ulang dan sampai level berat, juga sangat tegas diterapkan. Tidak jarang siswa dikeluarkan dari sekolah dan dikembalikan kepada orang tuanya.

“Ketika sanksi ini tidak mempan, perlu ada pola lain. Inilah yang kita jajaki,” tandasnya, seraya berharap peristiwa yang telah terjadi dapat dijadikan momentum untuk melakukan pembenahan. (SR)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *