Mulai Dibangun, Waterfront City Morotai Jadi Tempat Rekreasi Baru

oleh -587 Dilihat

MOROTAI, SR (02/08/2018)

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pulau Morotai, Dr. Ir. Abjan Sofyan MT memaparkan soal pembangunan WFC. Ia mengatakan, perkembangan sebuah wilayah memang bisa saja membuat daerah di tepian air bertumbuh menjadi kota pesisir (waterfront city). Dengan konsep waterfront green and smart city maka daerah di tepian laut, bisa dikembangkan secara sengaja menjadi kota pesisir. “Biasanya kota pesisir ini muncul karena bagian dari perkotaan yang berbatasan dengan perairan tersebut mengalami perkembangan,” kata Abjan saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (2/8/2018).

Disebutkan Abjan, beberapa kriteria waterfront city di antaranya, pertama, berada di daerah tepian perairan besar seperti laut. Kedua, memiliki pemandangan utama dan dominan ke arah perairan, dan umumnya merupakan wilayah yang berwujud pelabuhan, perdagangan, pariwisata serta permukiman. Ketiga, karena berada di tepian perairan, maka waterfront city mempunyai fungsi sebagai tempat rekreasi, industri, pelabuhan dan permukiman. “Untuk itu Kota Daruba memenuhi kriteria tersebut, sehingga Bupati dengan dinas terkait mengambil langkah cepat membangun WFC dengan menggunakan sharing dana APBN dan APBD,” tandasnya.

Baca Juga  Kelas Imam Nasa’i SDIT SC Berbagi, Bantu Anak Panti Asuhan Al Mizan

Ditambahkannya, terwujudnya pembangunan WCF ini karena sharing dana APBD dan APBN. Besaran anggarannya Rp 6,5 milyar berasal dari APBD untuk reklamasi timbunan, sedangkan dari APBN kurang lebih Rp 20 milyar untuk pembangunan talud, penataan ruang terbuka hijau jalan akses dan joging track. Saat ini kata Abjan, pembangunan reklamasi timbunan WFC zona satu di lingkungan Kampung Cina Desa Daruba, sudah hampir rampung dan target pembangunannya selesai tahun depan. Dengan berbagai fasilitas umum yang akan dibangun di antaranya taman bermain anak, ruang fitnes terbuka, ruang terbuka hijau dan lain lain.

Disinggung soal dokumen AMDAL, Abjan menegaskan, setiap pembangunan reklamasi ada kajiannya dan AMDAL itu menjadi sebuah persyaratan dari reklamasi itu sendiri. “Tanpa dokumen AMDAL kita tidak bisa buat reklamasi dan konsep pembangunannya green and smart city (kota pantai dengan ruang terbuka hijau),” ujarnya.

Baca Juga  Kunjungi RSUD Asy-Syifa KSB, Wagub Ingatkan Penerapan Protokol Kesehatan

Dikatakannya, pembangunan Waterfront City zona satu, tahap satu akan menelan anggaran total Rp 26,5 Milyar dan luar biasa karena pembangunannya lebih besar menggunakan sumber dana APBN. “Kita harus berterima kasih kepada Bupati Pulau Morotai Benny Laos dan Wakil Bupati Asrun Padoma, karena kerja keras mereka akhirnya Kabupaten Pulau Morotai keciprat dana APBN yang cukup besar untuk pembangunan WFC,” ungkapnya.

Sehingga Doktor muda ini berharap, masyarakat harus proaktif atas upaya upaya Benny-Asrun, yang tujuannya ingin mensejahterakan masyarakat. “Saatnya masyarakat akan kagum setelah terjadi perubahan wajah Kota Daruba dan sebagai pusat pergerakan bisnis di sepanjang pesisir dengan berbagai fasilitas kuliner. Karena Pesisir pantai bukan lagi menjadi halaman belakang pemukiman tapi menjadi halaman depan sebuah perkotaan,” pungkasnya. (SR)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *