Warrior FCTC Dukung Sumbawa Jadi Kabupaten Layak Anak

oleh -137 Dilihat

Tanpa Iklan, Promosi dan Sponsor Rokok

SUMBAWA BESAR, SR (26/12/2017)

Warrior FCTC Kabupaten Sumbawa mementaskan Wayang FCTC di area parkir GOR Mampis Rungan, Sumbawa, Ahad (24/12) kemarin. Pementasan itu sekaligus sarana untuk menyuarakan pesan mendukung Bupati mewujudkan Sumbawa menjadi Kabupaten Layak Anak tanpa iklan, promosi, dan sponsor rokok.

Menurut Imam Wierawansyah Eltara, Warrior FCTC asal Sumbawa, pesan dukungan kepada Bupati ini disuarakan bersama oleh komunitas anak muda Sumbawa. Diantaranya, Komunitas Pemuda Generasi Berencana (Genre) Sumbawa, Gerakan Nasional Pemuda Kreatif (GNPK) region NTB, Forum Anak Samawa, dan komunitas We Are Engineer dari Universitas Teknologi Sumbawa (UTS). Mereka berkolaborasi menyambut kedatangan Wayang FCTC (Framework Convention on Tobacco Control) di Sumbawa, kota kesebelas yang dikunjungi dalam rangkaian “Petualangan 365 Hari FCTC Warrior di 25 Kota”. “Kami mewakili anak muda Sumbawa sangat khawatir dengan keberadaan iklan dan promosi rokok yang bertebaran di jalan raya di kota kami. Pasalnya, selain jalan raya dipadati kendaraan dan pejalan kaki, di sekitarnya juga terdapat banyak sekolah SD hingga SMA. Ini berarti jalan tersebut dilalui anak sekolah hampir setiap hari, yang berakibat mereka terpapar iklan rokok secara terus menerus setiap berangkat menuju sekolah dan pulang sekolah,” kata mahasiswa Fakultas Teknologi Pertambangan UTS ini.

Imam menyebutkan beberapa jalan yang dipenuhi iklan rokok adalah Jalan Garuda, Jalan Kartini, Jalan Diponegoro, Jalan Cendrawasih, Jalan Baru dan tempat lain yang berada di dalam ataupun luar kota. “Di sekitar Jalan Garuda misalnya ada SDN 1 Lempeh, SMPN 1 Labuan Badas dan SMAN 1 Sumbawa Besar. Bayangkan anak sekolah di wilayah itu bagai terkepung iklan dan promosi rokok, karena iklan rokok bertebaran di jalan mulai dari bentuk bilboard, spanduk, hingga poster yang ditempel di pohon-pohon,” papar Imam yang menjadi pemenang Duta Pemuda Kreatif Indonesia 2017 yang diselenggarakan Kementerian Pemuda dan Olahraga RI.

Baca Juga  Pasien RSUD NTB Meninggal, Masyarakat Diminta Tidak Berspekulasi Akibat COVID-19

Lingkungan sekitar sekolah, tambah Imam, seharusnya menjadi lingkungan yang ramah anak sehingga memberi kenyamanan dan membantu mengembangkan potensi diri anak. “Seharusnya lingkungan sekitar sekolah menjadi zona aman dan selamat ke sekolah, yang bebas dari iklan, promosi dan sponsor rokok. Karena iklan rokok bersifat manipulatif, tidak menginformasikan bahaya rokok dan justru berpotensi mendorong anak merokok,” papar Imam.

Imam menambahkan, sudah banyak studi menunjukkan pengaruh dari paparan iklan rokok yang terus menerus terhadap keinginan merokok. “Di antaranya studi dari Komnas Anak dan Uhamka tahun 2007 yang menyebutkan sebanyak 46% remaja berpendapat iklan rokok mempengaruhi mereka untuk mulai merokok,” jelas Pemuda Pelopor tingkat Provinsi NTB di bidang Inovasi Teknologi ini.

Persoalan sponsor rokok, juga menjadi masalah besar. “Di wilayah kami banyak perusahaan rokok mensponsori acara musik. Kami sangat khawatir karena penonton utama pentas musik ini adalah anak dan remaja. Padahal di sana disediakan stand penjualan rokok dengan harga promosi, stand permainan yang dipenuhi atribut rokok dan tak jarang SPG membagikan rokok kepada pengunjung. Inilah yang bisa mendorong anak menjadi perokok pemula,” tambah Imam.

Itu sebabnya, Imam dan teman-temannya merasa terpanggil menyuarakan dukungan kepada Bupati Sumbawa. “Kami mewakili anak muda Sumbawa mendukung Bapak Bupati membersihkan iklan, promosi dan sponsor rokok di seluruh Sumbawa untuk melindungi anak-anak Sumbawa dari dampak konsumsi rokok dan paparan iklan, promosi dan sponsor rokok,” tegas Imam seraya menyatakan kekhawatirannya jika kota masih banyak iklan, promosi dan sponsor rokok, akan menghambat Sumbawa meraih penghargaan Kabupaten Kota Layak Anak. Padahal, sejak awal tahun ini Bupati Sumbawa sudah mencanangkan Sumbawa menjadi Kabupaten Layak Anak.

Baca Juga  Besok, Aliansi Mahasiswa UTS Gelar Aksi Tolak Omnibus Law

Meskipun Sumbawa sudah memiliki Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR) namun belum cukup kuat melindungi anak muda Sumbawa dari target pemasaran industri rokok. Sebab Perda KTR belum diikuti dengan penegakan yang konsisten. Masih banyak ditemui orang merokok di kawasan KTR, seperti di kantor pemerintah, sekolah, rumah sakit, dan tempat-tempat umum seperti angkutan umum dan mall. “Seharusnya ada sanksi yang tegas supaya yang melanggar merasa jera,” pungkas Imam.

Menuju Kota Makassar

Sebelum tiba di Sumbawa, Wayang FCTC sudah melalui Kota Tangsel, Bogor, Bandung, Pekalongan, Semarang, Yogyakarta, Jember, Tabanan, Badung, dan Mataram. Di setiap tempat yang didatangi wayang FCTC, para Warrior FCTC mengadakan aksi dan kampanye untuk mendukung Pemda Setempat melindungi anak dan remaja dari dampak konsumsi rokok dan iklan rokok, serta mengumpulkan dukungan untuk Indonesia aksesi FCTC (Framework Convention on Tobacco Control).

Warrior FCTC terdiri dari 40 anak muda dari 25 kota di Indonesia yang berkolaborasi menolak hegemoni industri rokok dan menolak menjadi target pemasaran industri rokok. Mereka mengikuti Konferensi Youth Summit di Bogor Mei lalu dan mendeklarasikan Suara Anak Muda untuk FCTC di Jakarta. Sejak Agustus lalu, Wayang FCTC yang menjadi simbol FCTC Warrior, diperjalankan ke 25 kota untuk mengajak lebih banyak anak muda bersuara menolak menjadi target pemasaran industri rokok.

Setelah Sumbawa, wayang FCTC Warrior akan diperjalankan kembali dalam rangkaian Petualangan 365 hari FCTC Warrior di 25 kota. Kota Makassar sudah menunggu untuk menerima estafet kesebelas Wayang FCTC Warrior. (SR)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *